Sejumlah jasad tergeletak di jalanan usai truk menabrak kerumunan warga yang merayakan libur nasional Bastille Day di Nice, Perancis, 14 Juli 2016. Akibat serangan ini, sedikitnya 70 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. REUTERS/Eric Gaillard
TEMPO.CO, Jakarta - Korban dalam tragedi truk tronton menyeruduk kerumunan orang di Nice bertambah. Seperti dikutip kantor berita CNBC, Jumat, 15 Juli 2016, sebanyak 77 orang, termasuk anak-anak, tewas akibat insiden tersebut.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan insiden tersebut merupakan sebuah serangan teror. Dalam keterangan pers di kediamannya, Hollande mengatakan status tanggap darurat yang seharusnya berakhir pada 26 Juli 2016 akan diperpanjang tiga bulan.
Hollande juga menyatakan Prancis akan mengerahkan sepuluh ribu kekuatan militernya untuk mengamankan situasi. Hollande berujar, ia akan mengunjungi Nice, Jumat ini, sebagai bentuk dukungannya terhadap warga di Nice menyusul terjadinya insiden pada Kamis kemarin pukul 22.40 waktu Prancis itu.
Kamis malam kemarin, terjadi sebuah insiden truk tronton menyeruduk kerumunan orang dalam perayaan Bastille Day di Nice, Prancis. Sedikitnya 73 orang tewas dan seratus lain mengalami luka-luka.
Ditemukan banyak senjata di dalam truk tersebut. Sopir truk itu dikabarkan mengambil ancang-ancang sebelum menabrak kerumunan orang dengan kecepatan tinggi. Sopir tersebut lalu turun dari truk dan menembaki massa. Sopir truk yang belum diketahui identitasnya tersebut tewas ditembak aparat kepolisian.
Pelaku Teror Nice di Prancis Tak Pernah ke Masjid, Pemabuk
16 Juli 2016
Pelaku Teror Nice di Prancis Tak Pernah ke Masjid, Pemabuk
Keponakan istri pengemudi truk tronton yang melakukan teror di Nice, Prancis, mengungkapkan Bouhlel tidak pernah ke masjid, pemabuk, dan memukuli istrinya.