Pelaku Teror Bangladesh Lulusan Universitas, Bukan ISIS

Reporter

Editor

Natalia Santi

Senin, 4 Juli 2016 03:32 WIB

Warga bersama aparat kepolsiian mengevakuasi seorang pemuda yang terluka akibat terkena serangan dari kelompok bersenjata di sebuah rumah makan yang di zona diplomatik di Dhaka, Bangladesh, 1 Juli 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Dhaka - Para pelaku pembantaian 20 sandera di sebuah kafe di Dhaka, Bangladesh adalah anggota militan domestik dan bukan pengikut negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). "Mereka adalah anggota Jumatul Mujahedeen Bangladesh," kata Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan, merujuk kelompok terlarang di Bangladesh selama lebih dari satu dekade, Minggu, 3 Juli 2016. Dia menegaskan kelompok itu tidak punya hubungan dengan ISIS.

Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Kafe Holey Artisan Bakery, Gulshan, yang menewaskan 28 orang, 20 di antaranya para sandera, enam militan dan dua polisi selama 11 jam pengepungan yang berakhir, Sabtu. Pemerintah Bangladesh berulang kali membantah bahwa kelompok itu telah beroperasi di negaranya.

Polisi telah merilis nama-nama dan foto dari enam penyerang yang ditembak di akhir pengepungan. Pelaku ketujuh ditahan dan diperiksa intelijen Bangladesh.

Khan menyatakan seluruh penyerang berpendidikan dengan baik, dan sebagian besar berasal dari keluarga kaya. "Mereka adalah pemuda yang sangat berpendidikan dan mengeyam kuliah di universitas. Tidak seorang pun berasal dari madrasah," kata Khan.

Saat ditanya mengapa mereka menjadi militan, Khan menjawab bahwa "Ini telah menjadi mode."

Kelompok Jumatul Mujahedeen Bangladesh didirikan pada 1998 oleh Shaikh Abdur Rahman, seorang guru agama lulusan Arab Saudi. Kelompok ini mulai menjadi perhatian pada 2001 saat terlibat konflik dengan ekstremis komunis di Dinajpur, Bangladesh utara. Pada 17 Agustus 2005, mereka meledakkan 500 bom rakitan di hampir 300 lokasi hampir bersamaan sebagai bagian dari tuntutan untuk memberlakukan hukum syariah.

Kampanye kekerasan terus berlanjut dengan penyerangan terhadap hakim dan polisi, ancaman terhadap wartawan dan wanita yang tidak berjilbab.

Kelompok itu berhasil membentuk jaringan dengan sedikitnya 10 ribu anggota. Pada 2005, enam dari pemimpinnya termasuk Rahman ditangkap dan kelompok itu dinyatakan terlarang. Keenamnya dihukum gantung pada 2007 setelah dinyatakan bersalah atas pembunuhan dua hakim.

Meski terlarang, kelompok itu tetap aktif. Dabiq, majalah ISIS mengklaim Rahman sebagai pendiri dari gerakan jihad di Bangladesh.

CHANNEL NEWS ASIA | ABC NEWS | NATALIA SANTI

Berita terkait

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

19 jam lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

31 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

40 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

52 hari lalu

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

59 hari lalu

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

59 hari lalu

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

5 Februari 2024

14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

Sebanyak 14 anggota polisi penjaga perbatasan Myanmar melarikan diri ke Bangladesh akibat meningkatnya bentrokan dengan Tentara Arakan

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya