Bahas Pembebasan WNI, Menlu Retno Temui Menlu Baru Filipina

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 1 Juli 2016 15:02 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Rivas Yasay di Manila, Kamis, 1 Juli 2016. (Foto: Portal Kemlu RI)

TEMPO.CO, Manila - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menepati janjinya untuk segera menemui Menteri Luar Negeri Filipina yang baru untuk membahas pembebasan tujuh warga negara Indonesia yang disandera militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

Sehari setelah pelantikan, Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Rivas Yasay, Jr. menerima kunjungan Retno di Manila, Jumat, 1 Juli 2016. Retno bukan saja menteri luar negeri pertama, tetapi juga tamu asing pertama (foreign dignitaries) yang menggelar pertemuan dengan Yasay.

“Pertemuan dengan Menlu Yasay sangat penting artinya untuk melanjutkan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Filipina dalam upaya pembebasan sandera,” kata Retno seperti disampaikan dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Tempo, Jumat.

Retno memastikan bahwa kerja sama baik yang telah terjalin dengan pemerintahan sebelumnya akan diteruskan. Kedua menlu sepaham untuk mengintensifkan komunikasi dalam rangka pembebasan sandera secara langsung (hotline communication).

Kepada Yasay, Retno menegaskan bahwa penyanderaan tidak dapat ditolerir dan meminta pemerintah Filipina untuk menjamin keamanan di wilayah perairan Laut Sulu, tempat terjadinya sejumlah penculikan dan penyanderaan terhadap kapal dan WNI. Retno juga menekankan bahwa prioritas pemerintah Indonesia saat ini adalah keselamatan ketujuh WNI yang hingga kini masih disandera.

Menanggapi permintaan Indonesia, Yasay menggarisbawahi komitmen kuat dari pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte yang akan berupaya keras mengakhiri tindakan kriminal yang sering terjadi di laut Sulu.

Terkait pembebasan ketujuh WNI, Yasay memastikan bahwa Pemerintah Filipina akan melakukan berkoordinasi erat dengan otoritas Indonesia.

Kedua menteri juga sepakat untuk mendorong agar kerja sama konkret untuk mengamankan Laut Sulu akan segera dilakukan melalui penetapan koridor jalur laut (Sea Lane Corridor).

Kerja sama itu dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan patroli perbatasan (Border Patrol Agreement) yang disepakati kedua negara pada 1975. Juga hasil pertemuan trilateral antara para menlu dan menteri pertahanan Indonesia, Filipina dan Malaysia di Yogyakarta pada 5 Mei 2016 serta pertemuan kedua menteri pertahanan di Manila pada 26 Juni 2016.

Perairan Sulu sangat penting artinya bagi lalu lintas perdagangan batubara antara Indonesia dengan Filipina. Hampir 96 persen kebutuhan batubara Filipina Selatan dipasok dari Indonesia. Karena itu kerja sama kedua negara untuk menghindari kemungkinan berulangnya penyanderaan sangat penting.

Selain isu penyanderaan dan pengamanan Laut Sulu, kedua menlu juga menyepakati pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) pada paruh kedua 2016. Dimana pertemuan JCBC terakhir dilakukan pada 2014.

Kedua negara juga sepakat agar negosiasi penyelesaian batas landas kontinen antara kedua negara dapat dipercepat. Indonesia mengusulkan agar pertemuan inter-session gugus tugas gabungan permanen soal maritime dan lautan (Joint Permanent Working Group on the Maritime and Ocean Concerns) dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Indonesia juga menyampaikan harapan agar proses ratifikasi kesepakatan perbatasan zona ekonomi eksklusif (Agreement on the Maritime Boundary Delimitation of the Exclusive Economic Zone) juga dapat dipercepat penyelesaiannya.

Dalam hubungan perdagangan, nilai perdagangan Indonesia dan Filipina mencapai US$ 4,6 miliar dengan surplus berada di pihak Indonesia (lebih dari US$ 3,19 miliar).

NATALIA SANTI

Berita terkait

Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

27 Maret 2022

Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.

Baca Selengkapnya

Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

30 Mei 2017

Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

Polda Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mewaspadai pelarian kelompok Marawi yang tengah digempur pemerintah Filipina.

Baca Selengkapnya

Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

24 Mei 2017

Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

WNI yang berada di Filipina diimbau untuk lebih waspada, setelah status darurat militer diterapkan oleh Presiden Rodrigo Duterte di Marawi.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

30 April 2017

Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

Dibukanya rute Davao-Bitung, kata Jokowi, menunjukkan Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari ibu kota Filipina, Manila.

Baca Selengkapnya

Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

28 April 2017

Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

Presiden Jokowi dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran kapal Davao-Bitung.

Baca Selengkapnya

Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

28 April 2017

Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

Presiden Jokowi diterima Presiden Filipina Redrigo Duterte.di Istana Malacanang.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

25 April 2017

Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dan menghadiri KTT ASEAN.

Baca Selengkapnya

3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

20 Januari 2017

3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

Tiga WNI asal Sulawesi Selatan yang diduga diculik Abu Sayyaf
adalah nelayan.

Baca Selengkapnya

Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

26 Oktober 2016

Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina pelintas tradisional dan sudah tinggal di sana bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Baca Selengkapnya

1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI  

26 Oktober 2016

1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI  

Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina telah mendapatkan statusnya sebagai WNI.

Baca Selengkapnya