Brexit, Ini Nasib Penggunaan Bahasa Inggris di Uni Eropa  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 29 Juni 2016 19:00 WIB

Sejumlah petugas menghitung surat suara setelah ditutupnya waktu pengambilan suara referendum Uni Eropa di Glasgow, Skotlandia, 23 Juni 2016. REUTERS/Clodagh Kilcoyne

TEMPO.CO, Brussels - Ketua Komite Urusan Konstitusional Parlemen Eropa (AFCO) Danuta Maria Hübner mengatakan bahasa Inggris dapat dilarang penggunaannya sebagai bahasa resmi Uni Eropa setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa (Britain Exit—Brexit).

Meski bahasa Inggris paling banyak digunakan di Eropa, bahasa itu berpotensi di-block seiring Uni Eropa mulai mengurangi pengaruh Inggris di wilayahnya. Setelah itu, setiap anggota negara memiliki hak untuk mencalonkan bahasa utama mereka di Brussels, tapi harus bahasa selain Inggris.

"Inggris adalah bahasa resmi kita karena kita telah diberi tahu Inggris. Namun, jika (sekarang) kita tidak memiliki Inggris, berarti kita tidak menggunakan bahasa Inggris," ujar Hübner dalam konferensi pers tentang konsekuensi hukum referendum Brexit seperti dikutip dari Telegraph.co.uk pada Rabu, 29 Juni 2016.

Hal ini berarti status hukum akan dihapus ketika Inggris meninggalkan Eropa, meskipun bahasa itu telah digunakan sehari-hari di Irlandia dan Malta. Meski dua negara itu memilih Gaelic dan Maltese masing-masing sebagai bahasa resmi mereka.

Adapun Polandia menyatakan Inggris mungkin tetap menjadi bahasa yang digunakan di kantor-kantor. Namun, untuk menetapkannya menjadi bahasa resmi, harus mendapat persetujuan dari negara anggota. Sebagai alternatif lain, Hübner menyarankan aturan bisa berubah dengan cara membiarkan negara-negara anggota memiliki lebih dari satu bahasa resmi.

Bahasa Prancis awalnya merupakan bahasa dominan yang banyak digunakan di Uni Eropa hingga 1990-an. Namun berubah setelah Uni Eropa kedatangan anggota, seperti Swedia, Finlandia, dan Austria, didukung negara Eropa timur lain yang telah mengadopsi Inggris sebagai bahasa keduanya. Dokumen Uni Eropa dan teks hukum telah diterjemahkan ke dalam 24 bahasa resmi anggota blok tersebut. Namun, jika Inggris keluar, mereka harus menerjemahkan sendiri.

Meski demikian, tidak semua menerima pernyataan Hübner. Komisaris Uni Eropa asal Jerman, Gunther Oettinger, membantah dan mengatakan Inggris tetap menjadi bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari. "Kami memiliki serangkaian negara-negara anggota yang berbahasa Inggris dan kita semua menerima bahwa bahasa Inggris adalah bahasa dunia," kata Oettinger.

TELEGRAPH.CO.UK | DESTRIANITA KUSUMASTUTI

Berita terkait

Kisah Editha, Lulusan Unpad yang Terlibat di Ajang Bergengsi Kepresidenan Prancis Dewan Uni Eropa

9 Juli 2023

Kisah Editha, Lulusan Unpad yang Terlibat di Ajang Bergengsi Kepresidenan Prancis Dewan Uni Eropa

Editha Nurida merupakan lulusan Universitas Padjadjaran atau Unpad yang pernah terlibat dalam acara bergengsi PFUE pada 2022.

Baca Selengkapnya

Perang Rusia Ukraina, Mahasiswa Indonesia di Moskow Rasakan Dampak Akademik

4 Maret 2022

Perang Rusia Ukraina, Mahasiswa Indonesia di Moskow Rasakan Dampak Akademik

Sanksi ke Rusia oleh Barat dirasakan Amalia, mahasiswa Indonesia di Moskow. Ia terancam tak bisa ikut konferensi di Harvard dan sekolah di Prancis.

Baca Selengkapnya

Populasi Orang Muda Jerman Terus Menurun

12 Agustus 2020

Populasi Orang Muda Jerman Terus Menurun

Berdasarkan data Destatis, jumlah populasi orang muda Jerman berusia 15-24 tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

Terima Delegasi Uni Eropa, Jokowi Protes Soal Diskriminasi Sawit

28 November 2019

Terima Delegasi Uni Eropa, Jokowi Protes Soal Diskriminasi Sawit

Saat menerima kunjungan delegasi European Union-ASEAN Business Council, Jokowi menyampaikan protes soal diskriminasi sawit.

Baca Selengkapnya

Sawit Terjepit, Luhut Ancam Balik Industri Pesawat Eropa

20 Maret 2019

Sawit Terjepit, Luhut Ancam Balik Industri Pesawat Eropa

Luhut mengancam akan melarang produk Eropa masuk ke Indonesia, termasuk pesawat, jika boikot sawit tetap diberlakukan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Utus Luhut untuk Negosiasi Penolakan Sawit oleh Uni Eropa

8 April 2018

Jokowi Utus Luhut untuk Negosiasi Penolakan Sawit oleh Uni Eropa

Presiden Jokowi mengutus Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan untuk menyelesaikan masalah penolakan sawit oleh Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Kerja Sama Ekonomi Uni Eropa-Indonesia Bakal Dongkrak Investasi

8 Februari 2018

Kerja Sama Ekonomi Uni Eropa-Indonesia Bakal Dongkrak Investasi

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Gurend yakin kerja sama Uni Eropa dan RI bakal mendorong perdagangan dan investasi.

Baca Selengkapnya

Minyak Kelapa Sawit Didiskriminasi Eropa, Menlu Retno Kesal

2 Februari 2018

Minyak Kelapa Sawit Didiskriminasi Eropa, Menlu Retno Kesal

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku kesal karena minyak kelapa sawit Indonesia didisikriminasi oleh Parlemen Eropa

Baca Selengkapnya

Parlemen Uni Eropa Tolak Biofuel Sawit, Pemerintah RI Kecewa

23 Januari 2018

Parlemen Uni Eropa Tolak Biofuel Sawit, Pemerintah RI Kecewa

Parlemen Eropa menyetujui penghentian penggunaan biofuel berbahan dasar kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan pada 2021.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Putuskan Uber Ikuti Regulasi Perusahaan Taksi

20 Desember 2017

Uni Eropa Putuskan Uber Ikuti Regulasi Perusahaan Taksi

Perusahaan taksi online, Uber, diharuskan mengikuti regulasi yang diberlakukan terhadap taksi konvensional.

Baca Selengkapnya