Lucunya Anak-anak Belanda Menyanyikan Lagu Gundul-gundul Pacul

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 28 Juni 2016 13:50 WIB

Anak-anak Belanda mendendangkan lagu Gundul-gundul Pacul dalam acara Cultural Day di Kota Eindhoven, 26 Juni 2016. Foto: KBRI Den Haag

TEMPO.CO, Eindhoven – Tujuh anak asal Belanda mengenakan kebaya dan blangkon lengkap dengan kainnya. Mereka kemudian menyanyikan lagu Gundul-gundul Pacul dalam acara Cultural Day yang digelar di Kota Eindhoven, Minggu 26 Juni 2016.

Diiringi gamelan para niyaga yang tergabung dalam Sanggar Sekar Lengen Budoyo Setyowati, Lorenso, satu dari tujuh anak itu, bersama teman-temannya, dengan lancar dan cukup fasih mendendangkan lagu berbahasa Jawa bernuansa anak-anak. Hingga para hadirin bertepuk tangan dengan meriah.

“Inilah yang dinamakan pendekatan people-to-people untuk saling mengenal dan memahami budaya. Bagus sekali jika dilakukan mulai anak-anak,” kata Duta Besar RI untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, seusai acara.

Dubes Puja berterima kasih kepada Inggrid van der Smitte, Ketua Yayasan sekar Langen Budaya Setyawati, penyelenggara kegiatan tersebut. Dia menilai , acara itu merupakan upaya melestarikan budaya Indonesia yang dilakukan berbagai komunitas masyarakat di Belanda.

Selain tembang Asmorondono, Gambuh, Kebogiro, Pangkur, dan Singonebah, para niyaga atau penabuh gamelan juga memainkan lagu anak-anak yang gembira, seperti Kupu Kuwi, Manyar Sewu, dan Menthog-menthog.

Pada kesempatan itu ditampilkan pergelaran wayang kulit bersama dalang Ki Suhardi Djojoprasetyo , dengan lakon Perang Kembang. Cerita ini menggambarkan cuplikan adegan Arjuna yang jatuh cinta kepada Dewi Manohara. Ceritanya mengandung pesan kebaikan selalu memang melawan kejahatan.

Selain gamelan dan wayang, ditampilkan tari gambyong pareanom yang dibawakan dengan luwes oleh Irene Panuju, warga Indonesia yang tinggal di Belanda.

Hadirin yang datang adalah warga Belanda dari berbagai kalangan, mulai anak-anak, remaja hingga usia lanjut, yang menggunakan kursi roda menuju tempat pertunjukan. Sebagian mengatakan rindu kepada Indonesia.

Satu di antaranya, Isabelle, mengatakan lahir 86 tahun lalu di Surabaya. “Saya ke acara ini karena rindu dengan Indonesia, kangen sama makanan Indonesia,” kata Isabelle, yang datang dengan kursi roda elektrik, kepada Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya, KBRI Den Haag, Belanda, Azis Nurwahyudi, yang duduk di sebelahnya.

Kerinduan itu tampak saat dia menyaksikan pertunjukan wayang kulit yang digelar. Seusai acara, Isabelle membeli nasi kuning dan urap untuk dibawa pulang.

Eugina, mahasiswa yang berasal dari Ghana, juga terpana dengan penampilan wayang kulit. Eugina mengatakan, untuk pertama kalinya, dia melihat wayang kulit. Ia sangat tertarik dan ingin mencoba memainkan beberapa alat, seperti saron dan bonang.

Tidak lengkap jika acara budaya Indonesia tidak menyajikan aneka makanan khas. Ririn, pemilik warung Djokja, yang sudah 18 tahun tinggal di Eindhoven, juga menjual nasi kuning, urap, ayam tauco, ayam goreng, telor balado, hingga botok mlandingan atau petai Cina yang rasanya nikmat.

Menurut Azis, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag senantiasa aktif mendukung kegiatan budaya yang dilakukan berbagai Yayasan Seni Budaya di Belanda. “Mereka juga diundang tampil di acara tahunan Pasar Raya Indonesia, yang akan diselenggarakan awal September 2016,” tutur Azis.

NATALIA SANTI


Berita terkait

Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

7 Mei 2023

Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.

Baca Selengkapnya

Representative Office BNI Ada di Belanda

18 Mei 2022

Representative Office BNI Ada di Belanda

Populasi Diaspora di luar negeri merupakan ceruk bisnis yang sangat potensial dalam ekosistem bisnis Internasional BNI

Baca Selengkapnya

Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

29 Maret 2017

Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

Muslim Youth Union atau PPME Al-Ikhlas membeli bangunan di Amsterdam, Belanda, yang salah satu ruangannya diubah menjadi masjid.

Baca Selengkapnya

PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

26 November 2016

PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

PM Mark Rutte menegaskan, sentimen anti-Islam di Eropa tidak akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.

Baca Selengkapnya

Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

23 November 2016

Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

Presiden Joko Widodo pernah bertemu Mark Rutte saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

21 November 2016

Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

Indonesia Film Festival 2016 digelar di Utrecht, Belanda, 17-20 November 2016.

Baca Selengkapnya

EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

4 November 2016

EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte mengatakan ia menentang referendum seperti Brexit di Inggris.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

16 Oktober 2016

Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

Persiapan lawatan PM Mark Rutte dibahas dalam pertemuan kedua Menlu di Bangkok, Thailand.

Baca Selengkapnya

Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

16 Oktober 2016

Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

Dwiki Dharmawan dan kawan-kawan meriahkan Indonesia Jazz Night 2016 di Den Haag, Belanda.

Baca Selengkapnya

90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

24 September 2016

90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

PM Belanda akan berkunjung ke Indonesia pada November 2016.

Baca Selengkapnya