Senjata CIA dan Saudi untuk Suriah Dijual Intelijen Yordania  

Reporter

Senin, 27 Juni 2016 11:10 WIB

Seorang anggota unit Sinjar Resistance (YBS), membawa alat peledak yang berhasil dijinakan setelah ditanamkan oleh militan ISIS di desa Umm al-Dhiban, Irak, 29 April 2016. Di Irak dan Suriah, kelompok-kelompok baru telah muncul untuk melawan ISIS. REUTERS/Goran Tomasevic

TEMPO.CO, Amman - Senjata yang dikirim Central Intelligence Agency (CIA) dan Arab Saudi untuk diberikan kepada pemberontak Suriah dikabarkan dicuri secara sistematis oleh intelijen Yordania untuk dijual di pasar gelap.

Pengiriman senjata oleh CIA dan Arab Saudi merupakan bagian dari program rahasia pelatihan pemberontak Suriah di bawah sandi Timber Sycamore, yang bertujuan untuk membangun kekuatan melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Keberadaan program ini dirahasiakan oleh pemerintah.

Husam Abdallat, penasihat bagi beberapa mantan Perdana Menteri Yordania, mengatakan ia pernah mendengar mengenai skema pencurian senjata tersebut dari beberapa pihak yang kini menjabat dalam pemerintahan.

Pihak pemerintah Yordania yang menceritakan kasus ini kepada New York Times mengatakan skema tersebut dijalankan oleh sekelompok petugas logistik intelijen Yordania, General Intelligence Directorate (GID), yang memiliki akses langsung terhadap senjata. Para petugas itu biasa menyelundupkan senjata ke dalam sebuah truk, sebelum mengirimkan sisanya ke tempat yang telah disepakati.

Para petugas yang menjadi bagian skema itu dikabarkan mendapatkan keuntungan besar dan mampu membeli mobil SUV, iPhone, dan barang mewah lainnya.

Pencurian senjata tersebut—termasuk di dalamnya senapan Kalashnikov, mortar, dan granat berpeluncur roket—mengakibatkan pasokan senjata menumpuk di pasar gelap. Investigator yang menyelidiki masalah ini belum dapat memastikan keamanan aliran senjata itu.

Beberapa kelompok seperti jaringan kriminal dan suku-suku Yordania yang tinggal di perdesaan memanfaatkan pasar gelap ini untuk membangun gudang senjatanya. Para pedagang juga biasa membeli senjata di pasar gelap untuk dijual kembali ke luar negeri.

Isu mengenai pencurian senjata mulai terdengar tahun lalu oleh Pemerintah Yordania ketika para penjual senjata mulai mengumbar-umbar kepada pelanggannya bahwa mereka memiliki senjata dalam jumlah banyak dari Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Mohammad Al Momani, Menteri Negara untuk urusan media, menyanggah kabar tersebut. “Senjata dari institusi keamanan kami terlacak secara baik, dengan kedisiplinan yang tinggi,” demikian diungkapkan Al Momani, yang dikutip New York Times pada 26 Juni 2016.

Kementerian Luar Negeri Amerika tidak berkomentar secara langsung atas kasus ini. Juru bicara Jack Kirby mengatakan hubungan Amerika-Yordania tetap kuat. “Amerika Serikat sangat menghargai sejarah panjang kerja sama dan pertemanan dengan Yordania. Kami berkomitmen terhadap keamanan Yordania dan bermitra untuk menghadapi tantangan keamanan bersama," kata Kirby.

Keberadaan pencuri senjata ini pertama kali dilaporkan lewat investigasi bersama antara New York Times dan Al Jazeera.

NEW YORK TIMES | FAUZY DZULFIQAR | MR


Berita terkait

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

26 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

32 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

26 Februari 2024

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

CIA mendanai dan melatih mata-mata Ukraina untuk menghadapi Rusia sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

16 Februari 2024

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Direktur CIA dalam sebuah kunjungan mendadak ke Israel.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

15 Februari 2024

Presiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menekan kelompok pejuang Hamas pada Rabu untuk segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

26 Januari 2024

Bos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

Direktur CIA William Burns akan bertemu kepala Mossad, dan PM Qatar untuk membahas pembebasan sandera Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

CIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata

24 Januari 2024

CIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata

Badan intelijen AS, CIA mengedarkan video untuk merekrut anggota dari dinas rahasia Rusia.

Baca Selengkapnya

Intelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran

6 Januari 2024

Intelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran

Penyadapan komunikasi oleh intelijen Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa cabang ISIS berbasis di Afghanistan melakukan dua pemboman di Iran

Baca Selengkapnya

Alexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'

27 Desember 2023

Alexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'

Politisi oposisi Rusia Alexei Navalny membenarkan keberadaannya di penjara bersalju di atas Lingkaran Arktik.

Baca Selengkapnya

Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

29 November 2023

Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan bahwa gerakan tersebut bersedia memperpanjang gencatan senjata Gaza selama empat hari ke depan

Baca Selengkapnya