Calon kandidat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab pertanyaan saat konferensi pers di Davao City, Filipina, 9 Mei 2016. REUTERS
TEMPO.CO, Manila- Presiden Filipina Rodrigo Duterte bertemu dengan dua kelompok pemberontak Islam. Hal itu dianggap sebagai langkah bersejarah yang dilakukan negara dalam upaya menyelesaikan konflik.
Time, Senin, 20 Juni 2016, melaporkan bahwa pemberontak muslim mendukung gagasan Duterte menjadikan Filipina sebagai negara federal dan berharap sistem itu akan mendukung pemerataan distribusi kekayaan dan mengakhiri masalah di Mindanao—pulau terbesar kedua di Filipina dan pusat konflik separatis selama 40 tahun.
Para pemberontak juga sepakat melakukan dialog di antara umat Islam di Mindanao.
Analis berspekulasi bahwa Duterte dapat membuat langkah besar menanggulangi aktivitas pemberontakan. Pemimpin kontroversial yang akan memangku jabatan pada 30 Juni itu diyakini akan mampu merangkul para pemimpin pemberontak, yang telah berhubungan dengannya sejak dia menjabat Wali Kota Davao.
Baru-baru ini, salah satu kelompok pemberontak, Abbu Sayyaf, menjadi berita utama dunia setelah milisinya membunuh sandera karena negara mereka menolak membayar uang tebusan. TIME | ABC | MECHOS DE LAROCHA
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
31 Januari 2024
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.