Penembakan di Orlando, FBI Tak Melihat Keterlibatan ISIS  

Reporter

Selasa, 14 Juni 2016 09:14 WIB

Omar Mateen, pelaku serangan di klub Pulse, Orlando, AS, Minggu, 12 Juni 2016. SSebanyak 50 orang tewas, termasuk Mateen. (facebook)

TEMPO.CO, Orlando - Pihak berwenang Amerika Serikat menyatakan mereka tidak menemukan hubungan langsung antara militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Omar Mateen, pria bersenjata yang membunuh 49 orang di sebuah klub malam gay di Orlando. Otoritas ini menilai penembakan massal yang dilakukan Omar Mateen adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah Amerika modern.

Federal Bureau of Investigation (FBI) dan badan-badan lainnya masih mencari bukti-bukti mendalam di sekitar Pulse Nightclub. Otoritas tersebut menggambarkan Omar Mateen sebagai seorang ekstremis homegrown yang terinspirasi kelompok-kelompok Islam radikal. Mateen, laki-laki 29 tahun, imigran asal Afganistan, ditembak mati setelah pengepungan tiga jam.

Baca Juga: ISIS Klaim sebagai Dalang Serangan Mematikan di Orlando

"Sejauh ini, kita melihat ada indikasi bahwa ini diarahkan dari luar Amerika Serikat dan kami melihat ada indikasi bahwa dia adalah bagian dari jaringan tertentu," kata Direktur FBI James Comey di Washington seperti dilansir Reuters. "Kami sangat yakin pembunuh ini radikal," kata James lagi.

Sebelumnya, kelompok ISIS mengklaim sebagai dalang di balik serangan mematikan di sebuah klub malam gay, pada Ahad, 12 Juni 2016. Aksi Mateen tersebut mengakibatkan 50 orang tewas dan 57 lainnya terluka.

Berita Menarik: Penembakan Orlando, Pria Ini Pamitan ke Ibunya

Melalui agensi berita mereka, Amaq, mereka menyebut Omar Mateen, pelaku penembakan, adalah salah satu pejuang mereka. "Serangan bersenjata yang menargetkan klub malam gay di Kota Orlando, Florida, yang menyebabkan lebih dari seratus orang tewas atau terluka, dilakukan pejuang ISIS," tulis berita Amaq seperti dikutip Daily Mail, Senin kemarin.

Simak: Penembakan di Klub Gay Orlando, Selebritas Dunia Berduka

Omar Mateen adalah imigran Afganistan yang tinggal Port St. Lucile di Florida. Bagi FBI, sosok Omar tidak asing lagi. Omar sudah dua kali diinvestigasi sebelum penembakan, tapi akhirnya dilepaskan. Salah satu agen FBI, Ronald Hooper, mengatakan senjata yang digunakan adalah AR-15 dan sebuah pistol. "Mateen sudah membeli setidaknya dua senjata api secara legal dalam satu pekan terakhir," kata Hooper seperti dikutip Daily Mail.

REUTERS | DAILY MAIL | ARKHELAUS W.

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

12 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya