Abu Sayyaf Buang Kepala Warga Kanada di Sebelah Gereja  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Selasa, 14 Juni 2016 02:07 WIB

Ilustrasi. windowstorussia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala yang diperkirakan milik Robert Hall ditemukan di kantong plastik di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, Senin malam, 13 Juni 2016. Lima jam sebelumnya, kelompok militan Abu Sayyaf mengklaim telah mengeksekusi Robert, 57 tahun, satu dari sejumlah sandera mereka.

Kepala Polisi Jolo Komisaris Polisi Junpikar Sittin mengatakan potongan kepala itu ditemukan di dalam kantong plastik sekitar pukul 21.00 waktu setempat di Jalan Sanchez, sebelah Gereja Katedral Carmelite, Jolo.

"Awalnya, personel kami berpikir itu adalah bahan peledak. Tapi, ketika tim Soco (unit operasi kejahatan) memeriksa kantong plastik itu, ternyata berisi kepala seorang pria Kaukasia tua," kata Sittin seperti dilaporkan Phillippine Daily Inquirer melalui telepon.

"Saya tidak bisa langsung menyatakan bahwa itu adalah Hall, tapi berdasarkan deskripsinya cocok," ucapnya.

Laporan sebelumnya menyatakan teroris Abu Sayyaf membunuh seorang sandera di Sulu, Senin sore. Mereka melakukannya setelah batas waktu pembayaran uang tebusan 600 juta peso (Rp 173,2 miliar) terlewati.

Abu Raami, juru bicara Abu Sayyaf, lewat telepon, mengaku telah membunuh Hall. Dia menambahkan, jenazah Hall akan ditemukan di sebuah tempat di Jolo pada Senin.

Hall, warga Norwegia Kjartan Sekkingstad, 57 tahun; wanita Filipina, Marites Flor, 41; dan warga Kanada lainnya, John Ridsdel, diculik dari, Holiday Oceanview, lokasi wisata, di Pulau Samal, Davao del Norte, pada 21 September tahun lalu. Ridsel, 68, mantan wartawan dan eksekutif perusahaan pertambangan, juga dipenggal pada 23 April lalu.

Presiden Filipina Benigno Aquino memerintahkan militer mengerahkan kekuatan penuh untuk mengadili kelompok itu selepas eksekusi Ridsel. Namun upaya perburuan kelompok bersenjata dengan jejaring pos pemeriksaan dan berbatalion tentara terbukti tidak efektif, bahkan fatal, baik bagi pasukan maupun sandera.

Pada 9 April, Abu Sayyaf membunuh 18 tentara Filipina saat beroperasi mencari sandera. Satu-satunya operasi yang sukses terjadi pada 2002, saat pasukan khusus Filipina, dibantu Amerika Serikat, menyerbu kelompok penyandera misionaris Amerika Martin dan Gracia Burnham, serta seorang perawat Filipina Ediborah Yap. Gracia Burnham selamat, tapi suaminya dan Yap tewas dalam baku tembak.

Dalam sebagian besar kasus, pembebasan sandera terjadi setelah tebusan dibayar. Salah satunya pada 2014, dalam pembebasan ahli fisika Jerman Stefan Okonek, 71, dan rekannya, Henrike Dielen, 55, yang diculik dari kapal pesiar mereka. Konon, besar tebusannya mencapai lebih dari US$ 5 juta (sekitar Rp 66,5 miliar).



THE STAR | PHILIPPINE DAILY INQUIRER | ASIA NEWS NETWORK | NATALIA SANTI

Berita terkait

Satu Personel Operasi Damai Cartenz Bripka Alfandi Stave Karamoy Tewas di Tembak KKB

20 Januari 2024

Satu Personel Operasi Damai Cartenz Bripka Alfandi Stave Karamoy Tewas di Tembak KKB

Satu Personel Operasi Damai Cartenz Bripka Alfandi Stave Karamoy Tewas Tertembak oleh KKB di Intan Jaya Papua

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Separatisme Saat Debat Capres Bahas Papua, Berikut Pengertian dan Penyebab Separatis

13 Desember 2023

Prabowo Sebut Separatisme Saat Debat Capres Bahas Papua, Berikut Pengertian dan Penyebab Separatis

Prabowo sebut konflik Papua merupakan isu kompleks karena melibatkan gerakan separatisme dan intervensi asing. Apa itu separatis dan penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Pejabat Militer Filipina Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi

5 Agustus 2022

Pejabat Militer Filipina Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi

Penghargaan diberikan atas jasa mereka menyelamatkan nelayan WNI dari penyanderaan kelompok teroris Abu Sayyaf Group (ASG).

Baca Selengkapnya

Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto Beberkan Potensi Kerawanan bagi Indonesia

3 Juni 2022

Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto Beberkan Potensi Kerawanan bagi Indonesia

Andi Widjajanto memaparkan berbagai potensi kerawanan yang ditandai dengan hal yang disebut konflik konektivitas.

Baca Selengkapnya

Pemuda Papua Didorong Berkarir di Kejaksaan

29 Mei 2022

Pemuda Papua Didorong Berkarir di Kejaksaan

Pemuda Papua sebenarnya memiliki keinginan untuk bekerja di Kejaksaan. Namun kesempatannya masih sedikit.

Baca Selengkapnya

7 Arahan Prabowo Soal Pertahanan 2022, Bahaya Separatisme hingga Penguatan TNI

20 Januari 2022

7 Arahan Prabowo Soal Pertahanan 2022, Bahaya Separatisme hingga Penguatan TNI

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan 7 arahan dalam rapat pimpinan Kementerian Pertahanan 2022.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Orang Kembali Berpawai Menuntut Kemerdekaan Catalonia dari Spanyol

12 September 2021

Ratusan Ribu Orang Kembali Berpawai Menuntut Kemerdekaan Catalonia dari Spanyol

Ribuan orang Catalan kembali berdemonstrasi di Barcelona pada hari Sabtu menyerukan kemerdekaan Catalonia dari Spanyol.

Baca Selengkapnya

Terdakwa Pertama Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong Divonis Bersalah

27 Juli 2021

Terdakwa Pertama Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong Divonis Bersalah

Orang pertama yang didakwa dengan Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong dinyatakan bersalah pada Selasa atas terorisme dan menghasut separatisme.

Baca Selengkapnya

47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

5 Juli 2021

47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

Ke-96 penumpang dari Pesawat C-130 Hercules milik Militer Filipina yang jatuh pada Ahad kemarin berhasil diidentifikasi.

Baca Selengkapnya

Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

4 Juli 2021

Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

Sebanyak 17 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat Angkatan Udara Filipina pada Ahad ini, 4 Juli 2021.

Baca Selengkapnya