Berantas Ekstremisme Islam, Bangladesh Tangkap 5.000 Orang
Editor
Natalia Santi
Senin, 13 Juni 2016 15:52 WIB
TEMPO.CO, Dhaka - Polisi Bangladesh menangkap lebih dari 5.000 orang dalam upaya meredam kasus kekerasan terhadap kalangan minoritas. Dalam sepekan terakhir, seorang pendeta Hindu, pekerja kuil Hindu, penjaga toko beragama Kristen, dan istri polisi antiteror tewas dalam serangan yang diduga dilakukan kelompok militan Islam.
Selama beberapa bulan terakhir, banyak blogger sekuler; akademikus; aktivis hak-hak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT); serta sejumlah anggota kelompok minoritas (Syiah, Sufi, Ahmadiyah, Kristen, dan Hindu) tewas di berbagai wilayah di Bangladesh.
Perdana Menteri Sheikh Hasina mengumumkan kampanye anti-militansi tersebut setelah seorang istri polisi ditembak dan ditikam hingga tewas pada 5 Juni 2016. "Ini perlu waktu, tapi insya Allah kita bisa mengendalikannya," kata Hasina, Sabtu, 11 Juni 2016.
Polisi pun melancarkan kampanye sejak Jumat lalu dengan fokus menangkap milisi Islam. Namun, dari 5.324 orang yang ditangkap, hanya sekitar 85 yang diduga sebagai anggota kelompok militan Islam. Adapun ribuan lain adalah pelaku kejahatan yang sebelumnya pernah akan ditangkap.
Menurut kantor berita Associated Press, Minggu, 12 Juni 2016, tidak satu pun dari orang-orang yang ditangkap itu terdaftar sebagai pelaku kejahatan tingkat tinggi yang dapat mengorganisasi atau memerintahkan serangan.
Partai-partai oposisi menuduh polisi menggunakan operasi tersebut untuk membungkam para pembangkang. "Ratusan aktivis oposisi ditangkap," ucap Fakhrul Islam Alamgir, Sekretaris Jenderal Bangladesh Nationalist Party (BNP). "Dengan mengatasnamakan pemberantasan milisi Islam, banyak warga biasa dan tidak bersalah ditahan."
Hasina telah lama menuding BNP dan partai Islam terbesar negeri itu, Jamaat-e-Islami, merancang serangan tersebut setelah mereka gagal menggulingkan pemerintahan dalam gerakan blokade transportasi tahun lalu.
Pemerintah Bangladesh membantah hal itu. "Saat operasi besar, Anda tidak akan mengambil kesempatan. Anda menangkap banyak orang, kemudian memeriksa mereka," tutur Nadeem Qadir, juru bicara pemerintah sebagai perwakilan Bangladesh di London, seperti dikutip BBC, Minggu, 12 Juni 2016.
Jumat lalu, pekerja kuil Hindu ditikam hingga tewas di Distrik Pabna.
Selama setahun terakhir, sekitar 40 tokoh kelompok minoritas tewas. Serangan-serangan itu diklaim oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau jejaring Al-Qaidah. Namun pemerintah meragukan klaim tersebut. Beberapa pejabat menuding partai oposisi dan kelompok Islam lokal sebagai pelakunya.
Menteri Dalam Negeri Bangladesh bahkan menuduh Israel terlibat dan menyebut adanya konspirasi internasional melawan Bangladesh. Baik pihak oposisi maupun pemerintah Israel membantah segala tuduhan.
AL JAZEERA |ASSOCIATED PRESS | BBC | NATALIA SANTI