Takayuki Tanooka, ayah dari Yamato, meminta maaf di depan media dan tim pencari di Hakodate, Hokkaido, Jepang, 3 Juni 2016. Ia berterima kasih atas bantuan tim penyelamat. Daisuke Suzuki/Kyodo News.AP
TEMPO.CO, Tokyo - Yamato Tanooka, anak asal Jepang yang hilang selama enam hari di hutan lebat setelah orang tuanya meninggalkannya, telah keluar rumah sakit.
Saat ditemukan, Yamato dalam kondisi dehidrasi ringan, kekurangan gizi, serta memiliki goresan di lengan dan kaki. Namun dia dinyatakan dalam kesehatan yang baik.
Anak laki-laki itu ditemukan pada Jumat pagi lalu dalam sebuah pondok di lapangan latihan militer, sekitar 5,5 kilometer dari tempat dia ditinggalkan dua orang tuanya sebagai hukuman karena melemparkan batu ke arah orang-orang dan mobil.
Yamato mengaku berjalan sekitar lima jam sebelum tiba di tempat dia ditemukan, yakni barak militer yang kosong. Dia tidur di antara dua matras dan tak bertemu dengan siapa-siapa. Ia minum dari air keran di tempat itu tanpa memakan apa-apa selama enam hari.
Takayuki Tanooka, 44 tahun, dan istrinya meninggalkan anaknya itu di pinggir jalan sebagai hukuman pada 28 Mei lalu. Ketika mereka kembali, Yamato sudah tidak ada. Pencarian besar pun dilakukan setelahnya untuk menemukan anak itu.
Takayuki menuturkan dalam sesi wawancara pada Senin lalu bahwa anaknya telah memaafkannya. “Saya berkata kepadanya, ‘Ayah membuat kamu pergi melewati masa yang berat, maafkan,” ujar Takayuki. “Kemudian anak saya berkata, ‘Kamu adalah ayah yang baik. Aku memaafkanmu,” ucap Takayuki menirukan perkataan Yamato.
Akibat kejadian ini, Jepang menjadi heboh karena kasus tersebut memunculkan berbagai perdebatan tentang pola mengasuh anak.
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
19 jam lalu
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?