Wow, Buku Puisi Buruh Migran Ini Berawal di Kantong Semen  

Reporter

Rabu, 25 Mei 2016 12:59 WIB

Sxc.hu

TEMPO.CO, Singapura - Seorang buruh migran bidang konstruksi di Singapura memanfaatkan kantong-kantong semen untuk menulis puisi. Selama beberapa tahun, ia menorehkan puisinya di atas kantong semen hingga menjadi sebuah buku kumpulan puisi.

Mukul Hossine, warga Bangladesh, mulai menulis puisi pada kantong semen yang dibawanya pada 2014. Setelah seharian bekerja, ia duduk sampai larut malam dan mulai menulis puisi.

Pada awal Mei lalu, puisi karya Mukul yang ditulis di kantong-kantong semen tersebut dibukukan. Buku dengan judul Me Migran, yang diluncurkan pada 1 Mei lalu, telah disempurnakan dalam bahasa Inggris oleh penyair lokal Cyril Wong dan diterbitkan penerbit lokal Ethos Books.

Melalui puisi-puisinya, Mukul berharap dapat menyampaikan perspektif pekerja asing dan bisa tetap memegang teguh apa yang dicintainya sejak lama. Mukul sudah 25 tahun bekerja di bidang konstruksi.

"Untuk waktu yang lama, saya telah tinggal di negara lain. Kerja keras membuat saya dapat melupakan perasaan saya. Itu adalah cara untuk mengingat keluarga saya, teman-teman saya," kata Mukul seperti dilansir Straits Times pada 23 Mei 2016.

Puisi, menurut Mukul, juga merupakan bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan atasannya di tempat kerja. Ia juga membuat syair indah untuk dipersembahkan kepada ibunda tercinta di kampung halaman.

Mukul, yang berasal dari Desa Panbari di Bangladesh, telah menulis puisi sejak usia 12 tahun dan memiliki dua buku yang diterbitkan di negara asalnya.

Menjadi penulis atau penyanyi adalah impian Mukul sejak kecil. Namun orang tuanya, yang petani, mengatakan mereka tidak mampu mengirim dia ke universitas. Dia terpaksa merantau ke luar negeri untuk mengejar mimpi-mimpinya.

Dengan segala kerja keras dan penderitaan, Mukul mendapatkan ilham untuk puisi-puisinya tersebut. Karena dia tidak memiliki buku tulis di asrama, Mukul memilih menulis di kantong semen.

Perlahan-lahan, Mukul mulai dilirik sastrawan lokal, terutama setelah ia mulai menghadiri acara sastra di dekat tempat kerjanya. Kemudian dia berkenalan dengan Fong Hoe Fang, pendiri penerbitan Ethos Books, pada 2015, hingga akhirnya puisinya dapat dipublikasikan.

Mukul berharap puisinya dapat menantang persepsi negatif warga Singapura terhadap pekerja asing, terutama setelah penangkapan warga Bangladesh yang terkait dengan kegiatan teroris. Bulan lalu, delapan pekerja Bangladesh yang beraliran radikal ditahan di Singapura setelah diketahui berencana mendirikan negara Islam di Bangladesh.

THE STRAITS TIMES|YON DEMA

Berita terkait

Singapura Batasi Penggunaan Mobil Pribadi di Jalan Raya

24 Oktober 2017

Singapura Batasi Penggunaan Mobil Pribadi di Jalan Raya

Singapura terus membatasi jumlah mobil pribadi dan sepeda motor yang melintas di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Pengamanan Ketat Apartemen Pribadi Presiden Halimah Yacob Dimulai

15 September 2017

Pengamanan Ketat Apartemen Pribadi Presiden Halimah Yacob Dimulai

Tetangga Halimah Yacob mengaku senang memiliki tetangga seorang Presiden Singapura.

Baca Selengkapnya

Halimah Yacob Dapat Ucapan Selamat dari PM Singapura Lee

13 September 2017

Halimah Yacob Dapat Ucapan Selamat dari PM Singapura Lee

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, melalui akun Facebooknya mengucapkan selamat kepada Halimah Yacob, presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Singapura Deportasi Khatib Jumat Penyebar Kebencian  

5 April 2017

Singapura Deportasi Khatib Jumat Penyebar Kebencian  

Pemerintah Singapura mendeportasi seorang khatib salat Jumat asal India yang menyebarkan kebencian terhadap umat Kristen dan Yahudi saat khotbah.

Baca Selengkapnya

Khatib Jumat Suarakan Permusuhan Didenda dan Minta Maaf

3 April 2017

Khatib Jumat Suarakan Permusuhan Didenda dan Minta Maaf

Khatib Jumat di satu masjid di Singapura, Nalla Mohamed Abdul Jameel bayar denda Rp 38,1 juta dan minta maaf atas kotbahnya menyuarakan permusuhan.

Baca Selengkapnya

Singapura Salip Silicon Valley untuk Kembangkan Bakat Startup

21 Maret 2017

Singapura Salip Silicon Valley untuk Kembangkan Bakat Startup

Singapura menyalip Silicon Valley untuk iklim terbaik bagi pengembangan bakat startup. Ini hasil survei Startup Genome terbaru.

Baca Selengkapnya

Singapura Akan Bangun Pusat Latihan Militer Modern

3 Maret 2017

Singapura Akan Bangun Pusat Latihan Militer Modern

Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) akan segera membangun pusat latihan militer modern di dalam negeri guna menunjang kemampuan pertahanan negara itu.

Baca Selengkapnya

Ribuan Ayah di Singapura Ikut Cuti Rawat Anak dan Dibayar

3 Maret 2017

Ribuan Ayah di Singapura Ikut Cuti Rawat Anak dan Dibayar

Sudah 11.300 ayah di Singapura mengajukan diri mengikuti program cuti merawat anak dengan mendapat tunjangan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Dua Warga Bangladesh Ditangkap Saat Berenang Masuk Singapura  

2 Februari 2017

Dua Warga Bangladesh Ditangkap Saat Berenang Masuk Singapura  

Dua pria warga Bangladesh ditangkap setelah berenang memasuki wilayah Singapura.

Baca Selengkapnya

Wow, Bos Hadiahi Semua Karyawannya Liburan ke Maladewa

9 Desember 2016

Wow, Bos Hadiahi Semua Karyawannya Liburan ke Maladewa

Presiden perusahaan Martial Art Evolve menghadiahi semua karyawannya liburan mewah ke Maladewa sebagai ucapan terima kasihnya di akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya