TEMPO.CO, Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyambut baik transisi pemerintahan Myanmar ke demokrasi. Kendati demikian, Kerry masih mendesak pemerintah baru Myanmar terus mengusahakan pelaksanaan reformasi demi meningkatkan pembangunan dan hak asasi manusia.
“Kami dengan kuat mendukung transisi ke demokrasi yang sedang berlangsung di sini,” kata Kerry kepada para wartawan dalam jumpa pers bersama Aung San Suu Kyi di ibu kota Naypyidaw, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 22 Mei 2016.
Menurut Kerry, kunci pencabutan sanksi selebihnya adalah kemajuan yang dilakukan di Myanmar dalam meneruskan demokratisasi.
Baca Juga: AS Cabut Sebagian Sanksi Ekonomi untuk Myanmar
Kerry mengunjungi Myanmar beberapa hari setelah Washington mencabut sejumlah sanksi keuangan dan perdagangan yang dikenakan terhadap negara tersebut ketika berada di bawah pemerintahan rezim militer. Namun larangan terhadap beberapa hal terkait dengan perorangan dan kelompok masih tetap berlaku.
Aung San Suu Kyi, yang menjabat Menteri Luar Negeri Myanmar dan pemimpin de facto karena partai politiknya memenangi pemilu bersejarah pada Maret lalu, mengatakan menyambut baik pengawasan sebagai bagian dari sanksi yang masih ada.
“Saya tidak takut pada sanksi. Kami akan mengakhiri ini dan saya merasa pasti bahwa waktunya akan tiba segera, ketika Amerika Serikat akan mengetahui sekarang bukan waktunya lagi untuk sanksi,” katanya.
INGE KLARA | CHANNEL NEWS ASIA
Berita terkait
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka
1 hari lalu
KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaPerang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand
3 hari lalu
Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.
Baca SelengkapnyaJenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak
3 hari lalu
Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh
6 hari lalu
Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan
Baca SelengkapnyaAktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna
6 hari lalu
Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976
Baca SelengkapnyaPertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta
7 hari lalu
Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar
8 hari lalu
Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.
Baca SelengkapnyaMenilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar
9 hari lalu
Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.
Baca SelengkapnyaMenlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi
15 hari lalu
Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak
15 hari lalu
Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.
Baca Selengkapnya