Pria Ini Terancam Masuk Bui Setelah Memaksa Wanita Buka Hijab

Reporter

Selasa, 17 Mei 2016 04:40 WIB

Sejumlah wanita dan anak-anak hadir dalam acara perenungan korban penembakan bersama Komunitas Muslim Ahmadiyah Amerika di Masjid Baitul Hameed, Chino, California, 3 Desember 2015. Aksi penembakan di Inland Regional Center menewaskan sedikitnya 14 orang dan belasan lainnya luka-luka. REUTERS/Alex Gallardo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria asal Amerika Serikat, Gill Parker Payne, 37 tahun, akhirnya mengakui bersalah setelah memaksa seorang wanita berinisial KA melepas hijabnya pada Desember lalu. Akibatnya, Payne terancam hukuman penjara maksimal 1 tahun dan denda hingga US$ 100 ribu.

"Karena telah memaksa melepas hijab KA, saya mengakui hukum Amerika bisa membuktikan bahwa saya secara sadar telah menghalangi adat perilaku kebebasan beragama KA," kata Payne dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 14 Mei 2016, seperti dikutip dari The Washington Post.

Saat ini Payne menunggu nasibnya di pengadilan. Namun, dengan adanya pernyataan bersalah, pemerintah setempat bisa memberi Payne hukuman tahanan rumah selama 2 bulan dan masa percobaan.

"Apa pun kepercayaannya, semua warga Amerika berhak secara damai mengekspresikan agama mereka. Bebas dari diskriminasi dan kekerasan," ujar Vanita Gupta, Kepala Bagian Divisi Keadilan HAM. "Mengancam secara paksa seseorang karena agama mereka adalah sebuah usaha penghinaan kepada nilai fundamental negara ini."

Insiden antara KA dan Payne terjadi pada Desember lalu di penerbangan maskapai Southwest dari Chicago ke Albuquerque. Saat itu, Payne melihat seorang wanita menggunakan kerudung duduk beberapa baris di depannya. Payne menyadari, yang digunakan oleh KA adalah atribut pemeluk agama Islam.

Namun ia justru mendekati KA dan berdiri di sampingnya. Ia kemudian meminta KA melepas hijabnya. "Lepaskan itu! Ini Amerika!" katanya, saat itu. KA mengabaikan pernyataan Payne. Namun Payne justru maju dan melepas paksa hijab yang dikenakan KA.

Sebuah penelitian dari Georgetown University, yang berfokus pada islamophobia, menyebut angka kekerasan terhadap muslim meningkat tahun ini, dari 154 kasus menjadi 174 kasus. Pada 2015, kasus tersebut mencakup 12 pembunuhan, 29 kekerasan fisik, 9 penembakan dan bom, serta 50 ancaman terhadap orang dan institusi.

EGI ADYATAMA | THE WASHINGTON POST

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

21 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya