Narapidana Terakhir Peristiwa Tiananmen 1989 Segera Bebas  

Reporter

Rabu, 4 Mei 2016 15:34 WIB

Beberapa sepeda hancur dilindas tank tentara Tiongkok yang membubarkan demonstrasi mahasiswa di Tiananmen Square, Beijing, pada 4 Juni 1989. Peter Charlesworth/LightRocket via Getty Images

TEMPO.CO, Beijing - Cina berencana membebaskan Miao Deshun, narapidana terakhir yang terlibat aksi protes besar-besaran di Lapangan Tiananmen pada 1989. Ia mendekam di penjara selama tiga dekade. Miao akan dibebaskan akhir tahun ini.

"Kami menyambut berita ini dan menyampaikan harapan bahwa dia akan menerima perawatan yang dibutuhkan untuk melanjutkan kehidupan normal, setelah menghabiskan lebih dari setengah dari hidupnya di balik jeruji besi," kata John Kamm, Direktur Eksekutif Dui Hua, kelompok hak asasi manusia berbasis di Amerika Serikat, seperti dilansir Guardian, 4 Mei 2016.

Zhang Yansheng, rekan Miao dalam peristiwa berdarah Tiananmen, yang dibebaskan pada 2003, mengatakan telah menghabiskan banyak waktu di penjara dengan Miao. Ia menduga, Miao akan kesulitan memahami situasi Cina saat ini.

"Dia memiliki beberapa masalah kesehatan mental akut dan saya pikir akan membutuhkan waktu lama baginya untuk terbiasa dengan kehidupan di luar." kata Zhang.

Sementara itu, organisasi Dui Hua mengatakan Miao, 51, tidak memiliki kontak dengan dunia luar selama bertahun-tahun. Ia meminta kerabatnya berhenti mengunjungi dia lebih dari satu dekade lalu.

"Orang-orang yang menjalani hukuman bersama dia pada 1990-an ingat dia sebagai pria yang sulit mengakui kesalahan dan berpartisipasi dalam kerja-kerja di penjara," kata kelompok itu. "Dia banyak menghabiskan waktu di sel isolasi."

Miao bergabung bersama sekitar 1.600 rakyat Cina massa aksi pro demokrasi yang melakukan aksi protes pada 4 Juni 1989. Mereka menghadapi kebrutalan militer yang menewaskan ratusan orang. Saat itu, umur Miao 25 tahun.

Bulan ini menandai ulang tahun ke-50 Revolusi Kebudayaan pimpinan Mao, yang dimulai pada Mei 1966. Revolusi ini menimbulkan kekacauan dan pertumpahan darah selama satu dekade di Cina. Sekitar satu juta orang tewas.

Tapi Andrew Walder, pakar tentang Cina dari Universitas Stanford, mengatakan, dibandingkan dengan kontroversi revolusi kebudayaan Mao, protes Tiananmen adalah peristiwa yang juga membuat tidak nyaman para pemimpin partai komunis.

"Jauh lebih sensitif adalah apa yang terjadi pada 1989 karena waktu yang lebih dekat. Rezim itu sebenarnya terguncang cukup kuat, meskipun pergolakannya jauh lebih kecil, lebih singkat, dan lebih berisi dibanding (Revolusi Kebudayaan)," ujarnya.

THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

37 menit lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

42 menit lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

20 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

21 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya