TEMPO.CO, Washington - Setelah Ted Cruz mundur sebagai calon Presiden Amerika Serikat, kini Donald Trump menjadi satu-satunya wakil Republiken, penantang kandidat dari Demokrat, Hillary Clinton, dalam pemilihan umum 8 November 2016.
Sebelumnya, Cruz menyebut Trump sebagai seorang pendusta dan munafik. "Dia pendusta yang tak pantas menjadi presiden," katanya. Kini seluruh kekuatan dan pendukung Truz dialihkan kepada Trump untuk merebut kursi Presiden Amerika.
Miliarder New York yang tak pernah menduduki jabatan publik itu kerap menantang para pengkritik dan pengamat dalam setiap kampanye terkait dengan visi dan misinya. Mantan bintang reality show televisi ini sekarang menyiapkan diri bertarung dengan Clinton dalam pemilihan presiden November 2016.
Salah satu pekerjaan Trump saat ini adalah mempersatukan seluruh pendukung Republik setelah sebelumnya mencemooh Trump mengenai programnya yang akan membangun tembok di perbatasan Meksiko dan mengusir 11 juta imigran ilegal dari Amerika.
"Kita harus menyatukan partai jika ingin menang pada November mendatang," ucap Henry Barbour, pemimpin Komite Nasional Republiken, dari Mississippi. "Donald Trump pemegang kunci mobil. Beliaulah orang yang dapat mempersatukan kita. Sekarang adalah saat yang tepat bagi para pemilih untuk menyokongnya."
Dalam sebuah kampanye, Trump pernah melontarkan kritik pedas kepada pesaingnya dari Demokrat, Hillary. "Kita akan kalahkan Hillary Clinton!" teriaknya. "Dia tidak akan menjadi seorang presiden yang besar. Dia tidak akan menjadi seorang presiden yang baik. Dia akan menjadi presiden yang buruk. Dia tidak mengerti perdagangan."
Ketua Komite Nasional Republiken Reince Priebus melalui akun Twitter-nya menulis, "Kita harus bersatu dan fokus untuk mengalahkan Clinton."
BBC | REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya