Seorang warga menyelamatkan anak kecil setelah serangan udara menghantam kota Aleppo, Suriah, 28 April 2016. Serangan ini berpusat pada wilayah yang dikuasai pemberontak yang menewaskan 61 orang. (Validated UGC via AP video)
TEMPO.CO, Aleppo - Tak sedikit pengguna Facebook yang menonaktifkan akun media sosial mereka tersebut sebagai bentuk perhatian kepada korban serangan udara pasukan pemerintah Suriah terhadap sebuah rumah sakit di Kota Aleppo, 27 April 2016. Tindakan tersebut menjadi sindiran untuk Facebook yang mereka anggap lalai mengaktifkan fitur Safety Check untuk wilayah Aleppo.
Fitur Safety Check merupakan terobosan Facebook yang dibuat untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana. Fitur ini memungkinkan sesama pengguna Facebook saling berkomunikasi beberapa saat setelah bencana untuk mengetahui keadaan satu sama lain. Fitur ini menjadi terkenal pasca-teror bom di Paris, Prancis dan Brussels, Belgia.
Laman Al Jazeera pada 1 Mei 2016 lalu menampilkan sejumlah kritik masyarakat yang ditujukan pada perusahaan bentukan Mark Zuckerberg tersebut. Sebagian besar kritik itu berupa cuitan akun Twitter para pengguna Facebook. “Kenapa Facebook tak menyediakan Safety Check untuk Aleppo?” ujar akun twitter @Mohd_Uda, dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 3 Mei 2016.
“Yang terlihat di sini sungguh sebuah ketidakberdayaan, yang lebih tepat untuk Anda lakukan saat ini adalah menghapus Facebook Anda,” cuit akun lain, @Maram3adel.
Ada pula akun @Mirhan91 yang menyatakan sudah menghapus Facebook miliknya. “Mudah-mudahan banyak yang melakukan ini (menghapus Facebook). Kalau tidak, kita akan diabaikan lagi,” ujar akun tersebut.
Facebook diketahui belum menyatakan sikap atas kritik masyarakat ini. Padahal, tak lama setelah kasus Brussels, perusahaan ini sudah berjanji akan memperluas aktivasi Safety Check untuk mencegah timbulnya korban, termasuk ke negara-negara Timur Tengah yang rawan konflik.
Janji tersebut ditelurkan sendiri oleh Pemimpin Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg di akun Facebook resminya pada November 2015. "Sampai kemarin, kebijakan kami adalah hanya mengaktifkan Safety Check untuk bencana alam. Kami baru mengubah kebijakan ini dan sekarang berencana mengaktifkan Safety Check untuk bencana kemanusiaan juga," katanya.