Capres Filipina Ini Ancam Putuskan Hubungan dengan AS

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 22 April 2016 19:27 WIB

Barack Obama (kiri tengah) pasukan kenegaraan saat kedatangannya di Bandara Ninoy Aquino International, Manila, Filipina (28/4). (AP/Bullit Marquez)

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memperingatkan bahwa dia siap untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Australia setelah duta besar kedua negara itu mengkritik gurauannya tentang insiden pemerkosaan seorang misionaris wanita di penjara.

Duterte mengatakan kepada kedua duta besar negara itu untuk menutup mulut dan jangan lagi berkomentar terkait ucapan kontroversinya tentang misionaris Australia yang dikasari dan dibunuh dalam satu kasus kerusuhan penjara pada 1989.

"Jika saya menjadi presiden, saya akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Australia, " kata Duterte, seperti dilansir Straits Times, Kamis, 21 April 2016.

Sebelumnya, Duterte yang merupakan Wali Kota Davao sejak 1988, membuat pernyataan kontroversial pada kampanye yang direkam oleh kamera video dan telah diposting di YouTube. Video ini langsung menjadi viral di situs jejaring sosial.

Dalam video tersebut, Duterte berbicara mengenai kerusuhan yang dilakukan oleh narapidana di penjara Davao pada 1989. Saat itu lima misionaris dibunuh oleh para tahanan. Salah satu misionaris yang menjadi korban adalah Jacqueline Hamil, 36 tahun, yang berasal dari Australia.

Duterte menyebutnya sebagai seorang wanita yang cantik. Dan ketika memarahi pelakunya, dia membuat lelucon bahwa seharusnya dia yang pertama melakukannya.

Tidak hanya itu, Duterte yang saat berkampanye pernah menyebut Paus sebagai anak haram, juga berjanji baru-baru ini bahwa dia akan membunuh ribuan penjahat.

Duterte resmi mengajukan pencalonannya pada 8 Desember 2015 sebagai pengganti calon dari PDP-Laban, Martin Dino, yang telah menarik diri dari pencalonannya.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Filipina belum memberikan respon langsung terhadap pernyataan Duterte. Begitu juga dengan Kedutaan Besar Australia yang tidak bisa dihubungi untuk memberikan tanggapan.

STRAITS TIMES | YON DEMA






Berita terkait

Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

27 Maret 2022

Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.

Baca Selengkapnya

Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

30 Mei 2017

Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

Polda Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mewaspadai pelarian kelompok Marawi yang tengah digempur pemerintah Filipina.

Baca Selengkapnya

Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

24 Mei 2017

Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

WNI yang berada di Filipina diimbau untuk lebih waspada, setelah status darurat militer diterapkan oleh Presiden Rodrigo Duterte di Marawi.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

30 April 2017

Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

Dibukanya rute Davao-Bitung, kata Jokowi, menunjukkan Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari ibu kota Filipina, Manila.

Baca Selengkapnya

Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

28 April 2017

Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

Presiden Jokowi dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran kapal Davao-Bitung.

Baca Selengkapnya

Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

28 April 2017

Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

Presiden Jokowi diterima Presiden Filipina Redrigo Duterte.di Istana Malacanang.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

25 April 2017

Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dan menghadiri KTT ASEAN.

Baca Selengkapnya

3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

20 Januari 2017

3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

Tiga WNI asal Sulawesi Selatan yang diduga diculik Abu Sayyaf
adalah nelayan.

Baca Selengkapnya

Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

26 Oktober 2016

Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina pelintas tradisional dan sudah tinggal di sana bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Baca Selengkapnya

1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI  

26 Oktober 2016

1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI  

Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina telah mendapatkan statusnya sebagai WNI.

Baca Selengkapnya