Sejumlah narapidana terkurung dalam sebuah sel yang berukuran 3,6 x 4,5 meter yang berada di El Salvador, Amerika Tengah. Penjara ini dikhususkan bagi para anggota geng yang sering membuat onar di daerah El Savador. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, San Salvador- Pemerintah El Salvador telah membentuk angkatan bersenjata yang baru untuk memerangi geng-geng kriminal di daerah pedesaan. Pasukan khusus itu terdiri atas 1.000 orang yang akan dilengkapi helikopter, mobil lapis baja, dan senjata serbu.
BBC, Kamis, 21 April 2016, melaporkan sekitar 70 ribu anggota geng di El Salvador sering terlibat konflik bersenjata, baik antar-geng maupun dengan petugas keamanan. El Salvador tercatat memiliki rekor jumlah kasus pembunuhan tertinggi di dunia yang sebagian besar disebabkan perang antargeng untuk memperebutkan wilayah.
"Saatnya telah tiba menghentikan kekerasan yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir di negara kita dan yang telah menciptakan begitu banyak darah serta pengorbanan," kata Wakil Presiden Oscar Ortiz dalam upacara peresmian pasukan baru tersebut.
"Kami akan mengejar mereka di pedesaan dan di kota," katanya sambil menambahkan bahwa hak asasi manusia anggota dan pimpinan geng akan tetap dihormati.
Bulan lalu, pemerintah El Savador memulai kampanye melawan pemimpin geng yang banyak menjalankan operasi mereka dari penjara.
Presiden Sanchez Ceren, mantan komandan gerilyawan sayap kiri berusia 71 tahun, mengumumkan keadaan darurat di tujuh penjara dan memerintahkan pemindahan 299 anggota geng ke penjara yang lebih ketat.
Dia juga mendesak Kongres mengeluarkan aturan isolasi terhadap para kepala geng, membatasi ruang gerak dan kunjungan keluarga, serta memblokir sinyal ponsel dari sel mereka.
Tekanan pemerintah yang datang beruntun telah mendorong para pemimpin geng mengusulkan dilakukan negosiasi, tapi ditolak Presiden Ceren.
Presiden Ceren dikritik beberapa sekutu sayap kiri yang menolak menyelesaikan kekerasan antargeng dengan “taktik garis keras”.
Relawan Sibuk Menggali Longsor Akibat Badai Agatha
1 Juni 2010
Relawan Sibuk Menggali Longsor Akibat Badai Agatha
Amuk badai tropis Agatha menimbulkan longsor dan banjir lumpur sehingga membuat para relawan sibuk menggali tubuh-tubuh para korban dari lumpur di Guatemala pagi tadi.
Pekerja penyelamat berusaha menyelamatkan para korban dengan menggali, tetapi lumpur menumpuk begitu tinggi yang hampir menelan kendaraan. Banyak jalan-jalan buntu karena terblokir oleh batu-batu besar.
Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat NHC Rabu (5/9) kemarin menyatakan Honduras dan Nikaragua bakal dilanda banjir bandang disertai longsor menyusul serangan Badai Tropis Felix ke wilayah itu pada Selasa (4/9) lalu.