Penyanderaan WNI, Luhut: Makin Diomongin, Makin Berbahaya  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Kamis, 21 April 2016 14:19 WIB

Menko Polhukam, Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) berdiskusi bersama Presiden Joko Widodo (tengah) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum Ratas di Kantor Presiden, Jakarta, 5 Januari 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa pemerintah tak akan terlibat dalam pembayaran tebusan warna negara Indonesia yang disandera Abu Sayyaf.

"Perusahaan yang urus. Mereka punya tanggung jawab sendiri terhadap keluarga para anak buah kapal yang jadi sandera," kata Luhut di Ruang Nakula, Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Kamis, 21 April 2016.

Perusahaan yang dimaksud Luhut adalah PT Patria Maritime Lines, operator kapal Brahma 12 dan Anand 12 yang dirompak akhir Maret 2016. Meski dua kapal tersebut telah ditemukan, sepuluh WNI yang merupakan ABK kapal tersebut masih disandera dengan permintaan tebusan hingga 50 juta peso (Rp 14,3 miliar).

Luhut menanggapi kabar adanya imbauan Filipina kepada perusahaan agar tidak memenuhi tebusan tersebut. Pasalnya, uang tebusan yang tidak sedikit dianggap akan menyuburkan bisnis dan melancarkan pergerakan para perompak itu.

"Soal itu, saya juga setuju (tidak memberi uang pada perompak). Namun perusahaan punya tanggung jawab kepada keluarga sandera," ujarnya.

Saat ditanya apakah militer Indonesia akan mengawal perusahaan kapal tersebut saat transaksi uang tebusan berlangsung, Luhut tak memberi informasi pasti. "Soal penyanderaan ini, semakin banyak diomongin, semakin bahaya. Nanti saya bisikin saja," tutur Luhut sembari tersenyum.

Sebelumnya, Luhut mengatakan pemerintah masih kesulitan membebaskan sandera WNI. Apalagi ada empat WNI lagi yang disandera Abu Sayyaf pada 15 April lalu setelah perompakan di perbatasan Malaysia dan Filipina. "Kami tidak bisa menggelar operasi militer tanpa persetujuan kongres mereka (Filipina)," ucapnya.

Luhut mengatakan 14 ABK dalam keadaan selamat. Upaya pembebasan yang dilakukan pemerintah ialah memfasilitasi perusahaan untuk bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf terkait dengan tebusan.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

7 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

4 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

5 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

7 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

8 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

9 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

16 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

27 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

30 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya