Petugas mengevakuasi jenazah korban serangan penembakan dan penikaman di dalam sebuah bus di Yerusalem, 13 Oktober 2015. Polisi Israel mengatakan diduga pelaku penembakan dan penikaman penumpang di bus adalah dua pemuda Palestina. REUTERS/Ronen Zvulun
TEMPO.CO, Yerusalem - Sebuah bom meledak menghantam bus di Yerusalem Barat, Senin, 18 April 2016, mengakibatkan sedikitnya 16 orang luka-luka. "Dua di antaranya luka serius," kata polisi seperti dikutip Al Jazeera, Selasa, 19 April 2016.
Polisi mengatakan petugas keamanan sangat yakin sumber ledakan tersebut berasal dari sebuah bom tapi dengan daya ledak rendah. Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Salah seorang juru bicara kepolisian Israel menerangkan, akibat peristiwa ledakan tersebut, dua orang mengalami luka-luka serius, sedangkan korban lainnya terkena serpihan bom ketika mereka berada tak jauh dari bus. "Sebuah mobil juga rusak akibat tersambar ledakan," kata polisi.
Komisioner Polisi Israel menjelaskan, mereka belum bisa menyimpulkan siapa pelaku penyerangan dengan bom tersebut atau apakah insiden itu ditimbulkan oleh aksi bunuh diri. "Terlalu dini mengetahui siapa pelaku serangan," ucapnya.
Kepala Tim Keselamatan Israel David Adom melaporkan, ledakan itu menyebabkan sedikitnya 16 orang cedera, termasuk 2 orang mengalami luka serius. Dia melanjutkan, hampir semua yang cedera tersebut mengalami luka bakar dan sesak napas akibat menghirup asap bom.
Seorang jurnalis kantor berita AFP yang berada di tempat kejadian mengatakan satu bus benar-benar hangus terbakar akibat dilalap api, sedangkan bus lainnya sebagian gosong. "Petugas pemadam kebakaran berjuang keras memadamkan api," katanya.
Insiden ledakan bom tersebut datang bersamaan dengan persiapan warga Israel menggelar Hari Paskah dengan kesiapan pengamanan sangat tinggi setelah terjadi gelombang serangan pada Oktober 2015 yang menewaskan lebih dari 200 warga Palestina dan 28 di warga Israel.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.