Ratusan Siswa dan Guru di Malaysia Kesurupan, Ustad Dikirim

Reporter

Senin, 18 April 2016 21:10 WIB

Salah satu pelajar SMP yang mengalami kesurupan di kota Bharu, Malaysia. Pekan lalu, lebih dari 100 siswa dan guru mengalami kesurupan masal di salah satu sekolah menengan di kawasan tersebut. Foto: The Star

TEMPO.CO, Kota Bharu - Sejumlah siswa dan staf sekolah menengah di beberapa sekolah di Kota Bharu, Ibu Kota negara bagian Kelantan Malaysia telah diserang kesurupan selama seminggu terakhir.

Penyakit misterius tersebut, sebagaimana dikutip dari laman Asian Correspondent, pertama kali muncul Senin lalu, 11 April 2016 menyerang 10 siswa dan seorang guru di salah satu sekolah.

Penyakit kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh sekolah, menyerang lebih dari 50 siswa perempuan dan beberapa guru, mengganggu jalannya aktifitas belajar. Para pelajar berkeliaran di sekitar sekolah. Beberapa di antaranya mengaku melihat "makhluk gaib aneh."

Puncak serangan terjadi pada Rabu, ketika lebih dari 100 siswa, laki-laki dan perempuan, serta guru, terkena serangan, memaksa pejabat sekolah untuk menutup sekolah dari Kamis sampai Sabtu, 14-16 April 2016 menghindari lebih banyak siswa dari serangan kesurupan.

Departemen pendidikan negara telah mengirim beberapa ustad ke sekolah untuk membacakan ayat-ayat Alquran dan melakukan salat bersama siswa. Seorang dukun Cina dari Perak, bersama dengan timnya, juga dipanggil untuk memberikan bantuan.

Namun, upaya terbukti tidak berhasil, karena pada Minggu, awak pers yang dilarang mengakses sekolah bisa mendengar jeritan dan teriakan dari dalam kompleks sekolah.

Akhirnya, pada Senin, 18 April 2016, tiga sekolah lain, terletak sekitar 10 km dari sekolah yang pertama diserang kesurupan, melaporkan insiden jika lebih dari 30 siswa mereka juga telah mengalami kerasukan.

Ketika dimintai komentar tentang hal itu, pejabat departemen pendidikan negara mengatakan bahwa itu adalah masalah internal dan menolak berkomentar lebih lanjut.

Seorang ahli obat tradisional setempat, Wiru Sankala, mengatakan bahwa cuaca panas dan tekanan emosi, serta laporan secara luas tentang apa yang telah terjadi, bisa menjadi penyebab kesurupan menyebar ke sekolah-sekolah lain.

Di Malaysia, kerasukan massal tampaknya menjadi fenomena psikologis yang cukup umum, biasanya terjadi pada gadis remaja, terutama mereka di pesantren.

Pada Mei 2015 lalu, sebuah universitas lokal mengumumkan pembuatan kotak anti kerasukan, mengklaim itu dapat mencegah "roh-roh jahat". Universitas menjual kotak - beserta barang kebutuhan sehari-hari seperti garam, cuka, lada hitam, kapur, sumpit dan asam format - dengan harga US $ 2.224 atau Rp 29, 3 juta.

Di media sosial, netizen Malaysia bercanda mempertanyakan mengapa mengapa kotak tersebut belum digunakan untuk membantu memecahkan masalah kesurupan di sekolah.

ASIAN CORRESPONDENT | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

2 jam lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

7 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

20 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

4 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya