Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida (kiri) disambut oleh Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye saat akan melakukan pembicaraan terkait kesepakatan penyelesaian masalah jugun ianfu di Presidential Blue House, Seoul, Korea Selatan, 28 Desember 2015. 46 orang jugun ianfu masih hidup di Korea Selatan menuntut kompensasi dan permintaan maaf dari pemerintah Jepang. REUTERS/Baek Seung-ryol/Yonhap
TEMPO.CO, Seoul - Berdasarkan hasil jajak pendapat, Partai Saenuri, partai yang berkuasa di Korea Selatan, berpeluang kehilangan suara mayoritas di parlemen dalam pemilihan umum terbaru.
Jajak pendapat mengatakan partai presiden Park Geun-hye itu masih mampu mempertahankan keunggulan tipis atas lawan-lawannya. Namun tidak cukup untuk mengamankan suara mayoritas di Majelis Nasional yang terdiri atas 300 anggota.
Dikutip dari laman BBC, Rabu, 13 April 2016, lembaga penyiaran publik Korea Selatan KBS menyebutkan Partai Saenuri akan menang dengan mendapatkan 121-143 kursi. Sedangkan oposisi utama Partai Minju akan mengamankan antara 101-123 kursi.
Jajak pendapat di stasiun TV lain menunjukkan hasil yang sama. "Jelas kami khawatir tentang hasil exit poll, tapi kami akan dengan tenang menunggu sampai hasil akhir penghitungan suara," kata juru bicara Partai Won Yoo-chul.
Hasil akhir diperkirakan akan diketahui secara pasti pada sore, Rabu, 13 April 2016.
Presiden Park mengeluhkan kurangnya dukungan parlemen untuk setiap kebijakannya setelah partainya hanya unggul tipis di parlemen.
Park berharap dukungan yang lebih kuat datang dari Majelis Nasional melalui pemilihan umum kali ini. Ini membantunya mendorong reformasi tenaga kerja dan ekonomi sebelum masa jabatannya berakhir dalam waktu sekitar 20 bulan.
Dia kerap dikritik atas kebijakannya di bidang ekonomi; tingginya angka pengangguran terutama di kalangan anak muda, rendahnya ekspor, dan tingginya utang rumah tangga.
Jika jajak pendapat terbaru benar, dapat dipastikan hal itu membenarkan tingginya tingkat ketidakpuasan publik atas kinerja pemerintah selama ini, terutama dalam dua hal.
Pertama, upaya pemerintah untuk melemahkan perlindungan hukum pekerja. Pemerintahan Park diyakini melakukan itu untuk menciptakan iklim kompetisi di tengah melemahnya ekonomi.
Kedua, ketidaksenangan pihak oposisi melihat pemerintah menggunakan pendekatan tangan besi dalam menghadapi pengunjuk rasa. Partai oposisi sayap kiri bahkan dilarang keberadaannya, dan para pemimpin partai itu ditangkap setelah dituding mendukung Korea Utara.
Pemilih memberi suara di hampir 14 ribu tempat pemungutan suara untuk memilih 253 dari 300 anggota parlemen. Sisanya 47 kursi berasal dari perwakilan proporsional yang dialokasikan kepada partai sesuai dengan jumlah orang yang memilih secara keseluruhan.