Kisah Saksi Korban Ledakan Bom Seberat 20 Kilogram di Lahore

Reporter

Selasa, 29 Maret 2016 18:43 WIB

Korban tewas ledakan bom di area parkir taman Gulshan e Iqbal Park di Lahore, Pakistan, 27 Maret 2016. Ledakan terjadi saat banyak anak-anak dan orangtua sedang berada di area taman. EUTERS/Mohsin Raza

TEMPO.CO, Lahore - Ledakan bom bunuh diri di Lahore, Pakistan, menyebabkan sedikitnya 74 orang tewas dan 300 orang terluka. Pelaku meledakkan diri di Taman Gulshan-e-Iqbal, Lahore, Punjab, Pakistan.

Saat itu taman dipenuhi warga yang tengah menikmati libur Paskah. Tiba-tiba terjadi ledakan tak jauh dari pintu keluar pertama dan beberapa jengkal jaraknya dari area rekreasi anak-anak.

Taman Gulshan-e-Iqbal atau Taman Iqbal merupakan taman terbesar di Kota Lahore. Taman ini populer di kalangan warga Lahore dan ramai dikunjungi warga sepanjang tahun. Menurut saksi mata, ledakan terjadi saat sejumlah keluarga Kristen sedang merayakan Paskah.

Deputi Inspektur Jenderal Operasional Haider Ashraf mengatakan berat bahan peledak yang dibawa pelaku bom bunuh diri mencapai 20 kilogram. Jasad tubuh pelaku bom bunuh diri, kata Ashraf, telah dikirim ke laboratorium forensik untuk investigasi.

Sejumlah korban yang dirawat di rumah sakit Jinnah mengatakan mereka belum pernah mendengar suara ledakan seperti yang terjadi di Taman Gulshan-e-Iqbal. "Begitu besar dan fatal. Saya dapat menyaksikan tubuh manusia berserakan dan kubangan darah di sekitarnya. Orang-orang terluka menangis meminta pertolongan," kata Iqbal Ahmad, saksi korban. Orang-orang tua berlarian mencari anak-anak mereka.

"Kami bersama lima teman berjalan ke taman untuk menikmati libur. Namun, saat kami menyeberangi halaman parkir mobil, bumi bergetar dengan suara yang sangat keras. Sesaat kemudian, kami sudah di atas tanah dan menyaksikan tiga teman saya tewas. Saat siuman, saya ada di rumah sakit," ujar Waseem, saksi korban.

Mehnaz, seorang remaja Kristen, mencari abangnya di rumah sakit Jinnah. Namun ia tak menemukannya. "Saya sudah mencari di setiap sudut taman dan sekarang di rumah sakit, tapi saya tak menemukan abang saya yang hilang di taman," tutur Mehnaz sembari menitikkan air mata.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat sehubungan dengan bom bunuh diri di Lahore, Minggu, 27 Maret 2016, yang menewaskan 74 orang itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, John Kirby, seperti dikutip dari Dailytimes.com.pk, mengungkapkan pembatalan kunjungan Sharif kepada pers di Washington.

DAILY TIMES | FAZAL KHALIQ

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

2 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

11 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

17 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

18 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

28 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

29 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

52 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

58 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

59 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

4 Maret 2024

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya