TEMPO.CO, Jakarta - Bom bunuh diri meledak di sebuah taman area parkir Gulshan-e-Iqbal Park, Kota Lahore, Pakistan pada Minggu petang, 27 Maret 2016. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif Muhammad, seperti dikutip dari CNN, mengatakan ledakan itu berasal dari bom bunuh diri seorang teroris hingga mengakibatkan sedikitnya 52 orang tewas dan 200 warga terluka.
Ledakan itu terjadi tepat di jantung Kota Lahore, di saat banyak anak-anak dan orang tua sedang berada di area taman. Kepolisian setempat mengatakan ledakan itu berpusat di area taman, hanya berjarak beberapa meter dari kerumunan. Akibatnya, puluhan perempuan dan anak yang saat itu berada di lokasi menjadi korban aksi teror tersebut.
Kepala Penasihat Kesehatan Provinsi Punjab Salman Rafique mengatakan saat ini korban tewas mencapai 52 orang. Diperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah. "Apalagi sebagian besar yang tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak," katanya.
Baca juga: Identitas Pengebom Lahore di Pakistan Terungkap
Sejumlah warga yang menyaksikan tragedi tersebut mengatakan bom meledak di saat banyak warga sedang berkerumun di taman. Banyak saksi melihat tubuh manusia berserakan di tempat parkir. Sampai saat ini, kepolisian dan tenaga medis masih melakukan upaya penyelamatan kepada korban yang masih selamat.
Perdana Menteri Nawaz mengambil sikap mengutuk keras tindakan teror bom bunuh diri tersebut. Meski demikian, sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi itu. Nawaz meluapkan kesedihannya bagi para korban bom Pakistan.
Sebelumnya, sejak 2014, Pakistan terus melancarkan aksi untuk menumbangkan kelompok Taliban dan pemberontak yang berafiliasi di Waziristan Utara. Kelompok Taliban ada sejak lama dan sering melakukan serangan pemberontakan kepada pemerintah. Mereka tidak hanya menyerang Pakistan, tapi juga berusaha menaklukkan Afganistan.
CNN|REUTERS|AVIT HIDAYAT
Berita terkait
Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini
7 hari lalu
Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu
Baca Selengkapnya10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?
13 hari lalu
Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama
Baca SelengkapnyaProfil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah
14 hari lalu
Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.
Baca SelengkapnyaJerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel
23 hari lalu
Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.
Baca SelengkapnyaRisiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel
25 hari lalu
Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.
Baca SelengkapnyaAsif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya
48 hari lalu
Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan
Baca SelengkapnyaPutusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang
53 hari lalu
44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.
Baca SelengkapnyaPartai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan
55 hari lalu
Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.
Baca SelengkapnyaBulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan
56 hari lalu
Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri
Baca SelengkapnyaDua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi
19 Februari 2024
PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.
Baca Selengkapnya