Aung San Suu Kyi diwawancarai oleh Mishal Husain Husain untuk program Radio 4's Today. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin gerakan demokrasi di Myanmar, Aung San Suu Kyi, 70 tahun, tak dapat menahan emosinya setelah diwawancara oleh presenter BBC dalam Today Programme, Mishal Husain.
Dengan amarahnya itu, peraih Nobel Perdamaian ini mengungkap soal sikapnya terhadap masalah muslim di Myanmar. "Tak seorang pun memberi tahu saya bahwa saya akan diwawancara oleh seorang muslim," kata Suu Kyi.
Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain kepada Suu Kyi mengenai penderitaan yang dialami umat muslim di Myanmar. Suu Kyi juga diminta mengecam mereka yang antimuslim dan melakukan berbagai tindak kekerasan sehingga umat muslim terpaksa meninggalkan Myanmar.
Pemimpin perlawanan junta militer Myanmar yang mendekam sebagai tahanan rumah selama 15 tahun itu menolak permintaan Husain. "Saya pikir di sana banyak, banyak orang Buddha yang juga meninggalkan negaranya untuk berbagai alasan. Ini penderitaan kami di bawah rezim diktator," kata Suu Kyi memberikan penjelasan, seperti dilansir dari Dailymail.co.uk, 24 Maret 2016.
Beberapa kali Husain mengajukan pertanyaan yang meminta Suu Kyi mengecam anti-Islam di Myanmar, tapi ia tetap menolaknya.
Peristiwa Suu Kyi marah setelah wawancara diungkapkan oleh Peter Popham, jurnalis dan penulis sejumlah buku, dalam buku terbarunya berjudul The Lady and the Generals: Aung San Suu Kyi and Burma's Struggle for Freedom.
Mishal Husain merupakan presenter muslim pertama yang dimiliki BBC. Ibu tiga anak berdarah Pakistan ini mewawancarai Suu Kyi pada Oktober 2013. Namun kisah Suu Kyi marah atas wawancara itu baru terungkap dalam buku yang ditulis Popham.
Populasi muslim sekitar 4 persen dari total populasi penduduk Myanmar. Muslim Rohingya di Myanmar mengalami berbagai kekerasan dan diskriminasi. Mereka tidak mendapat status warna negara Myanmar dan tidak memiliki hak politik.