TEMPO.CO, Havana - Band yang dikenal di Kuba sebagai Los Rollings, The Rolling Stones, tiba di Havana, kemarin. Menyusul langkah Obama, Rolling Stones menggelar konser besar dan gratis di kompleks olahraga Ciudad Deportiva de la Habana, Sabtu dinihari ini waktu Indonesia.
“Rolling Stones konser di Havana. Ini mimpi yang jadi nyata,” kata Eddie Escobar, 45 tahun, yang mendirikan satu dari sedikit kelab malam yang rajin memutar musik rock secara live, Yellow Submarine.
Seperti ditulis ABC Australia, ia mengingat dulu diam-diam mencari frekuensi radio komersial Amerika Serikat sehingga dapat menikmati musik Stones, Led Zeppelin, dan Deep Purple yang disukainya. “Musik rock, saya harap, akan membuka segalanya, politik, ekonomi, dan Internet. Kami 20 tahun tertinggal dalam semua hal,” tuturnya, dengan dana bungah.
Selama beberapa dekade, musik rock dianggap rendah di pulau komunis itu karena dinilai sebagai penyimpangan ideologis. Mereka yang memainkannya dianggap melakukan tindakan subversif. Hal itu tak terjadi pada Kamis lalu.
Euronews melaporkan, band berlambang lidah terjulur itu secara resmi disambut pejabat dari Kementerian Kebudayaan Kuba dan Duta Besar Inggris untuk Kuba. Mick Jagger, Keith Richards, Ronnie Wood, dan Charlie Watts berhenti di tarmak untuk berbicara kepada wartawan.
"Jelas sesuatu terjadi dalam beberapa tahun terakhir," kata Jagger, yang langsung disambar oleh Richards, "Itulah yang terjadi jika Anda melarang banyak hal."
Jagger melanjutkan, "Jadi waktu mengubah segalanya. Kami senang berada di sini dan tentu saja saya yakin ini akan menjadi pertunjukan yang besar. Besok, ya Tuhan, benarkah besok? Kami harus bersiap-siap!"
Berbeda dengan pemulihan politik yang relatif masih baru, mencairnya hubungan musik antara Kuba dan Barat telah berkembang selama beberapa waktu terakhir. Fidel Castro dilaporkan telah menyesali aturan sensor dan menghadiri peresmian patung John Lennon di Havana pada 2000.
Meski demikian, konser Rolling Stones, yang hadir pada pengujung tur mereka di Amerika Latin, akan menjadi yang pertama bagi rakyat Kuba.
"Ini luar biasa. Anak-anak muda berinteraksi dengan musik yang mereka tidak tahu sebelumnya. Sekarang mereka bisa mengenali dan membandingkan beberapa budaya dan berbagi energi. Sebab, warga Kuba, khususnya anak-anak muda, punya banyak energi untuk diberikan," kata seorang perempuan di Havana, seperti dilaporkan euronews, 25 Maret 2015.
Pada 1960-an, saat band yang membawakan lagu-lagu Rolling Stones, Los Kent, berusaha bermain di Kuba, tentara menghentikan pertunjukan tersebut di bawah todongan senjata. Kini, 50 tahun kemudian, militer dikerahkan untuk membantu pengamanan ribuan fan yang datang ke Havana.
EURONEWS | VOA