Sejumlah jendela pecah usai terjadi ledakan di bandara Zaventem, dekat kota Brussels, Belgia, 22 Maret 2016. Ledakan yang diduga bom ini terjadi dua kali dan sempat terdengar letusan senjata. REUTERS/Francois Lenoir
TEMPO.CO, Brussel - Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengatakan melalui akun Twitter, "Kami mengikuti situasi dari menit ke menit. Prioritas kami adalah para korban dan mereka yang berada di bandara."
Michel mengatakan, "Dari sekarang, saya meminta setiap orang menghindari tempat-tempat umum."
Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang negaranya juga meningkatkan kewaspadaan tinggi, menunjukkan ekspresi terkejut atas serangan tersebut. "Kami akan melakukan sesuatu yang bisa kami bantu."
Otoritas bandara Brussel mengatakan bandara membatalkan seluruh penerbangan hingga setidaknya pada pukul 06.00 pagi waktu setempat (05.00 GMT), Rabu, 23 Maret 2016. Semua ruang bandara dikosongkan, sedangkan kereta api menuju bandara dihentikan.
Kantor berita Reuters melaporkan, tiga stasiun kereta api utama di Brussel juga ditutup, sedangkan layanan kereta api melalui jalur terowongan dari London menuju Brussel dihentikan sementara.
Polisi hingga saat ini belum bisa memberikan konfirmasi mengenai penyebab ledakan tersebut. Tapi negara meningkatkan kewaspadaan tinggi, termasuk negara-negara Eropa Barat lain. Yang ditakutkan, serangan ini dilakukan milisi dukungan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Paris, November 2015.
Penyiar Woestijnvis/Proximus, Bart Raes, mengatakan penumpang mengetahui ancaman itu dan harus menunggu sepuluh menit sebelum diizinkan meninggalkan pesawat setelah mendarat.