Eks Wakil Presiden Kongo Dituding sebagai Penjahat Perang  

Reporter

Selasa, 22 Maret 2016 10:32 WIB

Sejumlah masyarakat Kongo kembali harus mengungsi setelah bentrokan yang terjadi antara pemberontak dan pasukan pemerintahan di Kongo, (06/11). Bentrokan ini terjadi untuk yang kedua kalinya setelah Sabtu lalu. FOTO: AP Photo/Jerome Delay

TEMPO.CO, Den Haag - Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda, menyatakan bekas Wakil Presiden Kongo, Jean-Pierre Bemba, melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kejahatan kemanusiaan di Republik Afrika Tengah (CAR) selama lebih-kurang satu dekade.

Keputusan yang diumumkan pada Senin, 21 maret 2016, itu menyebutkan bahwa Bemba dinyatakan bertanggung jawab atas perintah terhadap pasukannya. Bemba juga dianggap bertanggung jawab atas 1.500 angkatan bersenjata swasta yang melakukan pembunuhan, perkosaan, dan penjarahan.

Tuduhan terhadap Bemba--dua kejahatan kemanusiaan dan tiga kejahatan perang--ketika dia melakukan intervensi militer ke wilayah CAR yang dipimpin Presiden Ange-Felix Patasse, yang selanjutnya memicu perang saudara.

Proses peradilan terhadap Bemba membutuhkan waktu cukup lama di ICC terkait dengan tudingan melakukan kejahatan seksual secara sistematis yang dilakukan para serdadunya dalam perang tersebut.

Wartawan Al Jazeera, Paul Brenna, yang melaporkan dari Den Haag, mengatakan keputusan ICC ini sangat bersejarah. "Bukan karena Bemba seorang pemimpin paling senior yang pernah diseret ke mahkamah kejahatan internasional di Den Haag, melainkan karena fakta bahwa ia menjadikan perkosaan sebagai senjata perang," ucap Brennan.

Para aktivis hak asasi manusia menyambut baik vonis yang dijatuhkan terhadap Bemba oleh ICC.

Descartes Mponge, sekretaris jenderal organisasi hak asasi manusia Kongo, mengatakan keputusan tersebut memperkuat kredibilitas ICC di Afrika, di mana vonis itu disebut bias dan berbau politik.

Bemba adalah seorang pengusaha kaya yang memimpin milisi Gerakan untuk Pembebasan Kongo (MLC) dan partai politik mendominasi kekuasaan negara pada awal 2000-an.

Bemba diseret ke pengadilan pada November 2004 atas tudingan perkosaan terhadap korban dengan todongan senjata di beberapa tempat dan kapan saja, sebagaimana disampaikan jaksa penuntut umum, Horejah Bala-Gaye.

Namun pengacara Bemba dalam pembelaan terakhirnya di depan majelis hakim mengatakan tidak ada cukup bukti untuk menghukum terdakwa.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Pemberontak Bunuh 40 Polisi Kongo  

26 Maret 2017

Pemberontak Bunuh 40 Polisi Kongo  

Para milisi itu kemudian kabur dengan kendaraan dan membawa senjata milik polisi.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Pajak Ulat, Puluhan Orang di Negara Ini Tewas

19 Oktober 2016

Gara-gara Pajak Ulat, Puluhan Orang di Negara Ini Tewas

Sedikitnya, 20 orang tewas dalam pertempuran selama tiga hari antara etnis Pygmy dan Bantu.

Baca Selengkapnya

Demam Kuning Afrika Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia

16 Agustus 2016

Demam Kuning Afrika Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia

Penularan wabah demam kuning (yellow fever) yang sudah merenggut ratusan nyawa di tengah Afrika, kini dilaporkan bisa menyebar ke seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Serangan Pemberontak di Kongo, 64 Orang Tewas  

15 Agustus 2016

Serangan Pemberontak di Kongo, 64 Orang Tewas  

Sebanyak 64 orang tewas dalam serangan pemberontak di Republik Demokratik Kongo timur laut.

Baca Selengkapnya

Kongo Izinkan 150 Anak Diadopsi Warga Asing

23 Februari 2016

Kongo Izinkan 150 Anak Diadopsi Warga Asing

Kongo mengizinkan 150 anak diadopsi orang tua warga negara asing.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kongo Adili Pelaku Kejahatan Seksual

20 Juni 2015

Begini Cara Kongo Adili Pelaku Kejahatan Seksual

"Kami membutuhkan pengadilan ini untuk menunjukkan bahwa keadilan itu ada. Para pemerkosa itu mengerti bahwa mereka harus dihukum."

Baca Selengkapnya

Kongo, Negara Paling Berbahaya untuk Wanita  

26 November 2014

Kongo, Negara Paling Berbahaya untuk Wanita  

Setidaknya 48 wanita Kongo diperkosa setiap satu jam. Tingginya kekerasan seksual ini menjadikan Kongo sebagai negara paling tidak aman untuk wanita.

Baca Selengkapnya

Warga Kongo Makan Jasad Terduga Teroris  

3 November 2014

Warga Kongo Makan Jasad Terduga Teroris  

Pria yang tidak diidentifikasi itu diduga bagian dari kelompok Islam ekstremis ADF-NALU.

Baca Selengkapnya

300 Tahanan Kabur dari Penjara Kongo  

6 Juni 2014

300 Tahanan Kabur dari Penjara Kongo  

Pelarian ini dimulai ketika narapidana merebut senjata penjaga penjara.

Baca Selengkapnya

Suporter Bola Ricuh, 15 Warga Kongo Tewas  

12 Mei 2014

Suporter Bola Ricuh, 15 Warga Kongo Tewas  

Amarah para suporter meninggi setelah tim lokal dikalahkan 1-0 oleh tim dari kota timur di Lubumbashi pada pertandingan Minggu, 11 Mei 2014.

Baca Selengkapnya