Salah Abdeslam (26 tahun), tersangka serangan di Paris. Police Nationale via AP
TEMPO.CO, Brussels - Tersangka pelaku teror Paris Salah Abdeslam mengaku telah merencanakan serangan baru dari tempat persembunyiannya di bawah tanah di Brussels.
Buronan itu bersembunyi di ruang bawah tanah di sebuah rumah di daerah Molenbeek, Brussels sebelum dia ditangkap oleh pasukan elit Belgia, Jumat lalu.
Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders mengatakan Abdeslam telah menceritakan kepada para penyidik tentang rencananya melakukan serangan lanjutan saat dia diinterogasi.
"Dia sudah siap untuk memulai sesuatu dari Brussels," kata Reynders, dikutip dari laman Daily Record. "Kami menemukan banyak senjata berat dan telah melihat jaringan baru orang di sekelilingnya di Brussels."
Ketika ditanya apakah ia percaya Abdeslam memiliki jaringan, Reynders menambahkan: "Kami telah menemukan sekitar 30 orang yang terkait dengan serangan Paris. Kami yakin masih ada orang lain."
Abdelsman disembunyikan oleh temannya Abid Aberkan di rumah ibunya. Aberkan juga secara diam-diam menyelundupkan makanan untuknya. Aberkan kini menghadapi tuduhan "partisipasi dalam kegiatan organisasi teroris dan menyembunyikan penjahat". Ibunya, Djemila, juga telah didakwa dengan tuduhan menyembunyikan penjahat tapi tidak ditahan.
Polisi menemukan lokasi persembunyian Abdeslam lewat pelacakan ponsel dan melakukan pengintaian. Polisi menyerbu setelah pengiriman pizza dalam jumlah besar, yang meyakinkan polisi bahwa Abdelsman berada di dalam.
Lokasi persembunyiannya hanya berjarak 500 kilometer dari tempat di mana serangan Paris direncanakan dan hanya beberapa blok dari rumah keluarganya sendiri.
Abdeslam mengubah penampilannya dengan memanjangkan rambut panjang dan jenggot. Penduduk setempat tahu keberadaannya namun terlalu takut untuk memberitahu pihak berwenang.
The Sunday Mirror mengungkapkan bagaimana dia sering berjalan di lingkungan itu selama berminggu-minggu, bahkan berjalan melewati kantor polisi.
Abdelsman kini dikurung di sebuah penjara keamanan tingkat tinggi di Bruges, siap menghadapai tuduhan melakukan pembunuhan teroris dan terlibat aktifitas kelompok teroris.
Dia baru pulih dari luka tembak di bawah lutut yang didapat saat mencoba menghindari penangkapan. Abdelsman bekerja sama dengan polisi dan mengakui berada di Paris pada malam serangan.