Gagal Ungkap Peretas, Gubernur Bank Bangladesh Mundur

Reporter

Rabu, 16 Maret 2016 20:22 WIB

Ilustrasi hacker. Geektech.in

TEMPO.CO, Dhaka- Gubernur Bank Sentral Bangladesh mengundurkan diri setelah peretas merampok cadangan devisa negara itu sebesar US$ 81 juta (Rp 1,3 triliun) yang disimpan di Bank Sentral Amerika Serikat. Peristiwa ini sebagai perampokan bank terbesar dalam sejarah.

Sang gubernur bernama Atiur Rahman mundur atas permintaannya sendiri setelah menginformasikan pihak berwenang mengenai pencurian tersebut selama sebulan.

"Dia menghubungi saya kemarin dan dia minta mengundurkan diri. Dan beliau mengundurkan diri hari ini," kata Menteri keuangan, A.M.A Muhith, seperti dilansir Bangladesh News 24 pada 15 Maret 2016.

Pada 5 Februari lalu, rekening bank milik pemerintah Bangladesh di Bank Federal New York diretas. Setelah itu, pretas mentransfer uang itu ke beberapa rekening di Filipina dan Sri Lanka.

Baca juga: Rekening Bangladesh Rp 1,3 Triliun Raib dari Bank Sentral AS

Deputi Gubernur Bank Sentral Bangladesh sebelumnya mengatakan kepada media bahwa peretas sempat gagal meretas rekening karena kesalahan teknis.

Sebagian dari uang diambil kembali dari Sri Lanka, namun sisanya dicuci melalui kasino di Filipina. Bank sentral mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang di Manila untuk mendapatkan kembali uang yang tersisa.

Pengunduran diri Rahman tercatat dalam sejarah Bangladesh sebagai gubernur bank sentral pertama yang mengundurkan diri. Mantan guru besar Universitas Dhaka tersebut mengatakan dia akan kembali mengajar dan berharap untuk berhasil dalam peran tersebut.

Rahmat diangkat gubernur Mei 2008 setelah Liga Awami berkuasa. Pemerintah memperpanjang masa jabatannya menjadi empat tahun ketika kontrak pertama berakhir pada tahun 2012 hingga Agustus 2016.

Rahman dielu-elukkan untuk peningkatan cadangan devisa dan upaya untuk memperluas layanan perbankan bagi masyarakat marjinal. Dia juga menerima beberapa penghargaan sebagai gubernur bank sentral.

Rahman mendapatkan gelar PhD di bidang ekonomi dari Universitas London. Dia adalah mantan peneliti pengembangan dan seorang profesor studi pembangunan di Universitas Dhaka. Sebelum menjadi bankir top Bangladesh, dia menjabat sebagai Direktur Sonali Bank dan ketua Janata Bank.

Rahman telah menulis banyak artikel penelitian tentang pengembangan ekonomi Bangladesh dan kredit mikro. Hingga 2009, dia telah menulis 45 buku.

BDNEWS24|BBC|FINANCIAL TIMES|YON DEMA

Berita terkait

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

1 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

32 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

40 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

52 hari lalu

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

59 hari lalu

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

59 hari lalu

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

5 Februari 2024

14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

Sebanyak 14 anggota polisi penjaga perbatasan Myanmar melarikan diri ke Bangladesh akibat meningkatnya bentrokan dengan Tentara Arakan

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya