Bukan Suu Kyi, Htin Kyaw yang Menjadi Presiden Myanmar

Reporter

Selasa, 15 Maret 2016 15:48 WIB

Calon Presiden Myanmar Dari kiri: Htin Kyaw, Myint Swe, dan Henry Van Thio. Thaipbs.or.th

TEMPO.CO, Yangoon - Htin Kyaw, teman dekat penerima hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, dipilih oleh parlemen menjadi Presiden Myanmar, Selasa, 15 Maret 2016. Terpilihnya Htin sebagai langkah maju Myanmar dalam menapak demokrasi setelah negeri itu dipimpin oleh militer dalam beberapa dekade.

Pria 69 tahun itu dipilih oleh parlemen dalam sidang setelah partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mengambil kekuasaan pertama kalinya pada 1 April 2016. Pemimpin NLD, Suu Kyi, tidak bisa menjadi presiden meskipun partainya memenangkan kursi mayoritas di parlemen karena dia menikah dengan pria warga negara asing.

Menurut konstitusi Myanmar, Suu Kyi tidak boleh memimpin negara, meskipun demikian dia menyatakan akan bertanggung jawab atas terselenggaranya pemerintahan. Hingga pekan lalu, Htin Kyaw hampir tidak dikenal masyarakat dan tak disangka hingga dia menjadi presiden Myanmar melalui sebuah pemilihan secara demokratis di parlemen.

Wartawan Al Jazeera, Wayne Hay, mengatakan, ada spekulasi Suu Kyi mungkin menjadi Perdana Menteri--sebuah posisi yang baru-baru ini diaktifkan kembali. Bila hal itu terjadi diperkirakan bakal dapat menimbulkan friksi dengan kekuatan militer.

"Sebagai Perdana Menteri, dia akan bisa melakukan perjalanan keliling dunia dan bertemu dengan para pemimpin dunia. Pada dasarnya, dia menjalankan tugas sebagai presiden meskipun Suu Kyi tidak mendapatkan jabatan tersebut," kata Hay.

Suu Kyi memimpin NLD memenangkan pemilihan umum pada 8 November 2015 setelah beberapa dekade kerap mendapatkan perlakuan brutal dari para jenderal Myanmar.

Htin Kyaw pernah menjadi Menteri Luar Negeri namun dia mengundurkan diri untuk membantu Suu Kyi, sahabatnya sejak masih anak-anak dengan bergabung ke partai politik pimpinan Suuu Kyi, NLD.

Ketika Myanmar dalam genggaman kekuasaan militer, Htin Kyaw dijebloskan dalam kurungan besi bersama para aktivis pro-demokrasi. Dai putra seorang penyair dan menantu anggota pendiri gerakan pro-demokrasi negeri itu.

Pada pemilihan presiden yang digelar oleh parlemen Myanmar, Selasa, 15 Maret 2016, Htin Kyaw meraih 360 suara dari 652. Dia dianggap menang mutlak. Pada pemilihan tersebut panitia pemungutan membacakan hasilnya dengan suara keras.

Adapan pesaingya dari kalangan militer, Myint Swe, hanya mendapat 213 suara dan akan menjadi wakil presiden. Rekan Htin Kyaw dari NLD, Henry Van Tio, hanya mendulang 79 suara sehingga dia harus puas menduduki pos wakil presiden kedua.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

6 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

8 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

9 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

11 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

12 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

17 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

18 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya