TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan kepada semua calon kandidat presiden Amerika Serikat untuk tidak membuat kegegangan dan memancing kekerasan antar sesama warga Amerika.
“Yang mestinya menjadi fokus para calon kandidat adalah bagaimana kita bisa lebih baik, bukan saling hina dan ejek seperti di halaman sekolah, bukan memainkan fakta yang ada, serta bukan menciptakan jurang pemisah antar ras dan kepercayaan,” ujar Obama dalam acara penggalangan dana Partai Demokrat di Dallas, seperti dilansir BBC, Minggu, 13 Maret 2016.
Peringatan Obama tersebut muncul tatkala Donald Trump, bakal kandidat presiden AS dari Partai Republik, membatalkan pawainya di Chicago lantaran para pendukung dan penentangnya saling berkelahi.
Bentrokan itu dimulai satu jam sebelum acara pawai Trump dimulai dan terus berlanjut, bahkan ketika acara sudah dibatalkan. Menurut saksi mata, perkelahian itu terjadi ketika sejumlah pendukung Trump berupaya merebut bendera dari tangan para penentangnya.
Kepada Fox News, Trump membantah dirinya menyulut bentrok dan menciptakan jurang pemisah. “Saya mewakili kelompok besar yang terdiri dari orang-orang yang punya banyak kemarahan," kata dia. Dia melanjutkan, "Ada kemarahan yang begitu besar di luar sana, yang berasal dari kedua kubu."
Marco Rubio dan Ted Cruz, dua calon kandidat presiden dari Partai Republik pun angkat suara ihwal kejadian ini. Cruz menuding Trump menciptakan lingkungan yang menyuburkan perseteruan jahat. Sedangkan Rubio mengatakan semakin sulit mewujudkan janjinya untuk bersatu di belakang siapapun yang terpilih sebagai kandidat presiden Amerika Sewrikat dari Partai Republik.
Sebelumnya, banyak pihak menuding sikap Trump tentang Islam dan imigran membahayakan keamanan Amerika. Trump menyebut “Islam membenci kita” dan dia juga berjanji akan membangun tembok besar di perbatasan AS-Meksiko jika terpilih sebagai presiden.