TEMPO.CO, Washington - Ibtihaj Muhammad, atlet anggar muslimah Amerika Serikat, tidak ambil peduli dengan lontaran kalimat pedas calon presiden Donald Trump mengenai pelarangan umat Muslim datang ke negerinya. Ucapan Trump itu justru menambah semangat Ibtihaj membawa medali emas ke rumahnya dari perhelatan olimpiade di Rio de Janaero, Brasil, pada 5-21 Agustus 2016.
Perempuan muslim ini akan membuat sejarah di Rio sebagai atlet olimpade AS mewakili negaranya dengan mengenakan jilbab. Penampilannya di laga dunia itu bukannya mendapatkan penghargaan, namun sebalikya justru menerima cemohan dari kelompok anti-muslim Amerika yang dipicu oleh Trump.
Trump mengusulkan kepada presiden AS pada Desember 2015, agar melarang umat muslim memasuki negaranya menyusul serangan mematikan di San Bernardio, California, oleh dua orang muslim.
"Saya merasa seperti mempunyai utang kepada semua orang," kata Ibtihaj kepada wartawan, Rabu, 9 Maret 2016. "Ketika ada seseorang mengatakan sesuatu, seperti 'Kita harus mengirimkan kembali ke negara merka,' saya katakan, 'Baiklah, saya adalah bangsa Amerika. kemana saya harus pergi?"
Ibtihaj, 30 tahun, adalah seoran juara anggar nasional. Dia menggeluti olahraga tersebut sejak usia 13 tahun, sebagai bagian dari ajaran agama. Dia salah satu dari lima anggota keluarganya menjadi atlet. Namun Ibtihaj keluar karena memilih berpakain lebih sopan daaripada gadis lainnya. Selanjutnya, dia memiliki cabang anggar karena seluruh tubuhnya bisa tertutup pelindung dan masker.
"Saya melayani diri saya sendiri," katanya. "Saya ingin menemukan sebuah olahraga dimana saya dapat menutup seluruh tubuh dan saya tidak tampak berbeda dengan yang lain."
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya