Gitar Martin D-18 buatan 1957 milik Bryan Adams yang ditandai oleh petugas kargo bandara Kairo. Instagram.com
TEMPO.CO, Kairo- Penyanyi asal Kanada Bryan Adams mengalami musibah saat berada di bandara utama Kairo, Mesir. Pasalnya, seluruh koleksi alat musik - termasuk salah satu gitar vintage berharga - telah 'dinodai' oleh petugas bea cukai.
Seperti dikutip dari laman NBC News, Adams berada di bandara Internasional Kairo pada Selasa, 15 Maret 2016 menjelang konser di negeri Piramida itu. Petugas bea cukai awalnya menolak mengembalikan peralatan musik. Namun akhirnya dikembalikan pada Jumat, 11 Maret. Adams pun menemukan gitarnya telah dibubuhi dengan tulisan spidol warna hijau yang tidak dapat dihapus.
Itu adalah semacam identifikasi bea cukai. Bahkan, menurut Adams, semua alat musiknya ditandai termasuk harmonika.
Adams kemudian memposting foto alat musiknya yang dibubuhi tulisan ke Instagram untuk menunjukkan tanda hijau pada instrumen paling berharga - gitar Martin D-18 1957 bernilai ribuan dolar. "Masalahnya adalah, itu adalah gitar vintage dari 1957 dan instrumen tua sangat rapuh," katanya.
Seorang petugas di bandara Kairo mengatakan apa yang dialami Adams bukan hal baru. "Sistemnya sama," katanya. Berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, petugas menambahkan: "Kami menandainya untuk memastikan item yang sama yang datang di negara dan yang meninggalkan negara."
Ini bukan pertama kalinya alat musik Adams ditandai oleh petugas bandara. Dia mengunggah ke Twitter pada Juli 2015 untuk menyatakan bahwa salah satu gitarnya telah ditulis oleh staf Canada Air.
Adams saat ini menjalanui tur dunia untuk mempromosikan album "Get Up," album studio ke-13 yang dirilis pada Oktober tahun lalu.
Dia menekankan bahwa insiden itu tidak mengurangi cintanya pada Mesir. "Aku cinta negara dan rakyatnya. Hanya sangat disayangkan bahwa kebiasaan orang di bandara tidak menghormati alat musik kami."