Ini Jurus Al-Azhar Mesir Tangkal Radikalisme Islam

Reporter

Selasa, 8 Maret 2016 13:53 WIB

Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb. id.wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb mengatakan pemahaman Islam radikal bisa ditangkis lewat pendidikan. Sebagai Imam Besar Al-Azhar, Ath-Thayyeb menyerukan kepada segenap umat muslim untuk menyebarkan Islam yang toleran dan cinta damai.

Hal itu dikatakan Ath-Thayyeb ketika berkunjung ke Indonesia pada medio Februari silam. Di sela kunjungannya ke berbagai pihak, antara lain Presiden Joko Widodo, Majelis Ulama Indonesia, dan Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, Ath-Thayyeb menerima wartawan Tempo Tito Sianipar, Eko Widianto, dan Mohammad Syarrafah di Malang, Jawa Timur.

Berikut ini petikan wawancaranya.

Seperti apa kontribusi Universitas Al-Azhar terhadap perkembangan umat Islam?
Universitas Al-Azhar sejak lebih dari seribu tahun lalu sudah menjadi tujuan putra-putri muslim dari berbagai penjuru dunia. Menjadi tujuan para pencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Sekarang mahasiswa asing lebih dari 40 ribu orang. Para pelajar itu adalah duta Al-Azhar di negara mereka. Mereka telah berkontribusi atas kebangkitan negara mereka. Ada yang menjabat posisi penting di negara tersebut. Tentu saja kami berharap mereka melindungi negara mereka dari pemikiran ekstrem radikal dan pemikiran menyimpang lainnya. Karena itu, kami, Al-Azhar, membentuk ikatan alumnus Al-Azhar Internasional untuk mengkoordinasi berbagai upaya yang dilakukan oleh alumnus dan kami memberikan dukungan berupa bantuan bagi mereka dalam menjalankan berbagai misi Al-Azhar.

Kami juga bekerja sama dengan Majelis Hukama Al-Muslimin mengirimkan kafilah perdamaian ke berbagai negara. Para kafilah ini menjalin hubungan dengan muslim dan nonmuslim untuk memastikan dan menegaskan bahwa pemikiran ekstrem radikal itu bukan bersumber dari agama Islam. Sebab, Islam adalah agama yang moderat, agama yang memberikan kemudahan, mengajak harmoni, dan toleran. Nah, Indonesia termasuk negara yang menjadi sasaran kafilah perdamaian, karena kami merasakan ada bahaya yang sedang mengancam Indonesia, yaitu berupa perang pemikiran dan kebudayaan.

Apa tujuan utama Majelis Hukama Al-Muslimin?
Sejak berdiri pada Juli 2014, sebagai organisasi internasional yang independen, bertujuan mengukuhkan perdamaian di dunia Islam. Sejak saya memimpin organisasi ini, kami bersama para ulama berupaya menghentikan kekacauan dan peperangan yang terjadi di banyak negara Islam akhir-akhir ini. Kami juga berupaya menghindari konflik dan perpecahan serta menghentikan krisis dan memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh pertikaian akibat paham kelompok syarak, yang terkait dengan agama, aliran, dan sekte.

Kami di majelis ini juga sepakat bahwa tubuh umat Islam terlalu berat untuk menanggung beban dari peperangan antarkomponen masyarakat muslim dan perlu intervensi segera untuk menghentikan pertumpahan darah. Kami juga menegaskan bahwa tujuan dari organisasi ini adalah yang sejalan dengan syariah Islam itu sendiri.

Bagaimana mencegah radikalisasi ini dari sisi pendidikan?
Pendidikan itu untuk generasi muda. Itu adalah jalan pertama untuk mencegah ekstremis. Kalau kita bisa menanamkan nilai-nilai Islam yang benar dalam diri generasi muda, berarti kita sudah memutus jalan menuju terorisme. Ide ekstrem itu tidak menemukan akal atau hati yang kosong—tempat yang bisa ditanami pemikiran yang salah. Kami di Al-Azhar sudah melakukan perubahan kurikulum, terutama di tingkat pra-universitas atau tingkat dasar menengah, sebagai upaya untuk menyelesaikan aneka problem masa kini. Tapi tetap menjaga prinsip dasar ajaran kita. Dengan cara ini, kami tidak hanya melindungi siswa-siswi Al-Azhar, tapi juga membuat mereka menjadi benteng yang melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan pemikiran.

Tito Sianipar

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

34 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.

Baca Selengkapnya