TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan sejumlah permintaan pada peserta Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) 2016. Abbas meminta semua negara mendukung penyelesaian konflik yang terjadi di negaranya.
"Apa yang terjadi di Palestina adalah okupasi terlama dalam sejarah dunia modern. Namun masyarakat kami akan menjadi lebih kuat dengan adanya bantuan dari dunia internasional," kata Abbas dalam sambutannya di hari kedua KTT OKI 2016 di Jakarta Convention Center, Senayan, Senin, 7 Maret 2016.
Abbas mengungkapkan selama ini negaranya telah melakukan berbagai cara membebaskan wilayah suci Al-Quds di Yerusalem. Namun belum ada yang berhasil dilakukan. "Betapa saat ini Palestina membutuhkan dukungan internasional untuk mewujudkan kebebasan," katanya.
Selama tujuh dekade masa okupasi Israel atas Palestina, kata Abbas, pihaknya sudah 10 kali meminta dukungan pengamanan pada dunia internasional. Menurut dia, kali ini Palestina membutuhkan tindakan yang jelas untuk menyelesaikan konflik tersebut.
"Kita tak perlu membuang waktu lagi dengan bernegosiasi, tak ada perundingan yang bisa ditawarkan kepada Israel yang sudah mengambil kedamaian pada orang-orang kami (Palestina)."
Dia menghargai peran sejumlah pihak seperti Islamic Development Bank (IDB) yang membawa pengaruh baik bagi Palestina. "Setelah ini kami harap IDB bisa mengatur prioritas yang tepat untuk masalah kami," ujar Abbas.
Abbas berharap konsolidasi semua anggota OKI dan sejumlah negara lain dalam KTT LB OKI 2016 bisa berujung pada perdamaian di negaranya. "Hanya ini cara untuk mengembalikan perdamaian internasional. Saya yakin jika pertemuan ini berjalan lancar, kita bisa menyelesaikan masalah di Palestina dalam kurun waktu dua bulan," ujarnya.
Tak lupa Abbas berterima kasih kepada Indonesia selaku tuan rumah pelaksanaan KTT OKI 2016. Juga kepada semua negara yang hadir dalam forum ini untuk membahas penyelesaian isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif yang, kata dia, berada dalam kondisi mengkhawatirkan.
YOHANES PASKALIS
Berita terkait
Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang
3 hari lalu
Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.
Baca SelengkapnyaMahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel
4 hari lalu
Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel
Baca SelengkapnyaMahmoud Abbas Minta Pemerintahan Baru Persiapkan Pemilu
31 hari lalu
Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas berpesan kepada pemerintahan baru untuk mempersiapkan pemilu legislatif dan presiden.
Baca SelengkapnyaMahmoud Abbas Menuntut Israel Secepatnya Tarik Pasukan dari Jalur Gaza
33 hari lalu
Mahmoud Abbas menuntut agar Israel secepatnya dan sepenuhnya menarik pasukan dari Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaHamas dan Fatah Saling Lempar Kritik Lagi, Tentang Apa?
47 hari lalu
Hamas dan Fatah bertemu di Moskow untuk mengakhiri perpecahan, namun baru-baru ini mereka saling melempar kritik.
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Mahmoud Abbas Tunjuk Perdana Menteri Baru
49 hari lalu
Mahmoud Abbas menunjuk Mohammad Mustafa sebagai perdana menteri dengan mandat membantu reformasi Otoritas Palestina
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Mahmoud Abbas Ucapkan Selamat ke Prabowo
56 hari lalu
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyurati calon presiden Prabowo Subianto untuk mengucapkan selamat atas hasil sementara pemilu.
Baca SelengkapnyaHamas Diperkirakan Bertemu Fatah di Moskow, Ini Agendanya
1 Maret 2024
Hamas dan Fatah diperkirakan akan menghadiri pertemuan di Moskow untuk membahas pemerintahan masa depan negara Palestina.
Baca SelengkapnyaPM Palestina Mengundurkan Diri di Tengah Perang dengan Israel, Siapa Penggantinya?
27 Februari 2024
PM Palestina Mohammad Shtayyeh mengundurkan diri di tengah perang Hamas Israel. Jabatan perdana menteri hanya pajangan.
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Tekan Hamas Setujui Kesepakatan dengan Israel, Takut Tragedi Nakba Terulang
15 Februari 2024
Presiden Palestina menekan Hamas untuk segera menyetujui kesepakatan Gaza guna menghindari "konsekuensi yang mengerikan"
Baca Selengkapnya