Warga sipil dan anggota Brigade Hizbullah Irak mengerumuni peti mati berlapis kaca yang membawa mayat mantan wakil Saddam Hussein, Izzat Ibrahim al-Douri, di Baghdad, Irak Karrada, 20 April 2015. Ia dikabarkan terbunuh di dekat Tikrit, saat bersama militan ISIS. AP/Hadi Mizban
TEMPO.CO, Riyadh - Sebuah siaran video terbaru menunjukkan gambar bahwa kelompok militan Libanon dukungan Iran, Hizbullah, terlibat dalam aksi terorisme di Yaman dan Arab Saudi.
Pemerintah Yaman menegaskan bahwa Hizbullah secara langsung terlibat dalam keretakan negara melalui perang antara pro-legitimasi dengan pasukan pemberontak. Pemberontakan itu dipimpin oleh kaum Houthi dan didukung oleh milisi yang berafiliasi dengan pasukan bekas Presiden Ali Abdullah Saleh.
Rekaman video yang disiarkan ke sejumlah media itu juga memperlihatkan komandan Hizbulla dengan panggilan samaran Abu Saleh, yang bertanggung jawab atas pelatihan militan Houthi. Materi pelatihan itu berkisar operasi di Arab Saudi yang akan datang. Komandan Hizbullah menjuluki operasi ini dengan sebutan "Merobek Arab Saudi."
Abu Saleh mengungkapkan bahwa mereka merencanakan membunuh tokoh penting di Riyadh, "Pembunuhan akan dilakukan dengan serangan teroris dan ledakan bom," ucapnya di siaran tersebut.
Ketika komandan Hizbullah menguraikan mengenai proses serangan ke Arab Saudi, seorang anggota baru asal Yaman menjawab bahwa dia siap melakukan serangan bunuh diri. Namun demikian, komandan menjelaskan bahwa serangan itu adalah demi mati syahid.
Mengenai video yang telah diterima oleh banyak pihak, Abu Saleh mengatakan bahwa ada banyak skenario serangan teroris yang telah direncanakan untuk Arab Saudi. Selanjutnya, dia menolak memberikan keterangan rinci dengan alasan demi kerahasiaan.