Yoweri Museveni Kembali Terpilih Sebagai Pemimpin Uganda

Reporter

Minggu, 21 Februari 2016 04:00 WIB

Presiden Uganda, Yoweri Museveni. in2eastafrica.net

TEMPO.CO, Kampala - Yoweri Museveni berhasil memperpanjang masa jabatannya sebagai Presiden Uganda setelah Komisi Pemilihan setempat mengumumkan kemenangannya, Sabtu, 20 Februari 2016. Dia meraih 60,8 persen suara. Museveni sebelumnya telah memimpin Uganda selama 30 tahun.

Kemenangan Museveni ini tercoreng dengan tuduhan proses pemilihan yang kurang transparan, palsu, serta keberadaan saingan utama Musevini, Kizza Besigye, dalam status tahanan rumah. Besigye sendiri meraih suara sebanyak 35,4 persen.

"Kami baru saja menyaksikan proses pemilihan paling tidak jujur di Uganda," kata Besigye dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Sabtu, 20 Februari 2016. Besigye juga meminta ada audit independen dari hasil pemilu kali ini.

Amerika Serikat pun pada Jumat lalu mendesak Museveni agar menghentikan tindakan keamanan yang terkesan melecehkan lawan-lawannya politiknya itu. Sebab, selain Besigye, mantan Perdana Menteri Amama Mbabazi, menurut juru bicaranya, juga dijadikan tahanan rumah.

Besigye telah ditahan sebanyak tiga kali dalam satu pekan ini. Seorang wartawan Reuters melihat rumahnya dikelilingi oleh polisi anti huru-hara dan media dilarang mendekat.

Kritik pemilihan umum Uganda kali ini juga muncul dari pengamat politik. Menurut pengamat Uni Eropa, pemungutan suara yang dilakukan pada Kamis terkesan dibarengi intimidasi.

Eduard Kukan, Kepala Pengamat untuk Uni Eropa, mengatakan pemilihan umum di Uganda rusak dengan kurangnya transparansi dan independensi di dalam lingkungan komisi pemilihan Uganda. “Aktor politik menciptakan suasana menakutkan bagi pemilih dan kandidat," tambahnya.

Selama kepemimpinannya, Musevini membuat perekonomian Uganda kuat. Tapi, ia dianggap gagal memberantas korupsi di negara berpopulasi 37 juta orang tersebut serta mengekang kebebasan berpendapat.

Partai yang pendukung Museveni, Gerakan Perlawanan Nasional, mengatakan kemenangan pemimpin veteran ini menunjukkan bahwa para saingannya gagal menawarkan alternatif selain janji-janji kosong.

REUTERS | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

4 jam lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

1 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

4 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

9 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

28 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

28 hari lalu

Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

Bambang Widjojanto menilai MK ingin sungguh-sungguh memeriksa setiap bukti dalam sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Ketika Ganjar dan Mahfud Md Kompak Berharap MK Selamatkan Demokrasi

33 hari lalu

Ketika Ganjar dan Mahfud Md Kompak Berharap MK Selamatkan Demokrasi

Mahfud Md berharap MK mengambil langkah penting untuk menyelamatkan masa depan demokrasi dan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ganjar dan Mahfud Bakal Singgung Kemunduran Demokrasi di Sidang Sengketa Pilpres

34 hari lalu

Ganjar dan Mahfud Bakal Singgung Kemunduran Demokrasi di Sidang Sengketa Pilpres

Mahkamah Konstitusi menjadwalkan pemeriksaan pendahuluan kepada Ganjar dan Mahfud, hari ini, pukul 13.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Deretan Partai Oposisi dari Masa ke Masa

36 hari lalu

Deretan Partai Oposisi dari Masa ke Masa

Oposisi menjadi bagian penting dalam sistem demokrasi sebagai upaya penerapan mekanisme check and balance, berikut deretan partai oposisi dari masa ke masa.

Baca Selengkapnya

Aktivis Masyarakat Sipil Sumbar Tolak Dwi Fungsi TNI hingga Dorong Hak Angket

40 hari lalu

Aktivis Masyarakat Sipil Sumbar Tolak Dwi Fungsi TNI hingga Dorong Hak Angket

Majelis Akademika dan Aktivis Masyarakat Sipil Sumatera Barat menyampaikan delapan tuntuntan untuk penyelamatan demokrasi.

Baca Selengkapnya