TEMPO.CO, Brussels - Bosnia-Herzegovina secara resmi telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan 28 negara Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa Federica Mogherini menyebutkan masuknya Bosnia-Herzegovina di Uni Eropa menjadi tonggak sejarah dalam upaya mengatasi perpecahan politik dan etnis.
Seperti yang dilansir Independent pada 15 Februari 2016, Mogherini menyatakan Presiden Bosnia Dragan ovi sendiri yang telah menyampaikan pengajuan kepada Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders di Brussels pada hari Senin.
Serangkaian negosiasi sulit dan upaya perubahan sudah dilakukan pemerintah Bosnia guna memenuhi syarat bergabung dengan Uni Eropa. Namun, selama itu, mereka belum secara resmi mengajukan permintaan bergabung.
Mogherini mengatakan 28 negara Uni Eropa sekarang masih harus menganalisis pengajuan tersebut. Namun itu adalah kabar baik bagi Bosnia, bekas republik Yugoslavia, tempat terjadinya perang pada 1990 yang menewaskan 100 ribu orang.
"Pada saat Uni Eropa sedang membahas di dalam, kami melihat tetangga dekat kami memiliki energi dan kemauan untuk bergabung dan bekerja keras guna beradaptasi dengan masyarakat, ekonomi, institusi, dan sistem dengan standar Eropa," kata Mogherini, seperti yang dilansir BBC pada 15 Februari 2016.
Integrasi dengan Eropa dipandang sebagai cara untuk membantu perekonomian Bosnia yang tengah terpuruk dan mengatasi reputasi terhadap korupsi yang ditakuti investor asing.
Maret lalu, Menteri Luar Negeri Uni Eropa dan Bosnia menandatangani perjanjian untuk hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa, yang dikenal dengan “Perjanjian untuk Stabilisasi dan Persatuan pada tahun 2008”. Perjanjian tersebut telah membuka jalan bagi pengajuan untuk bergabung ke Uni Eropa.
Politik desentralisasi etnis dan keadaan yang secara ekonomi miskin telah menjadi penghambat utama rencana bergabungnya Bosnia ke Uni Eropa selama ini.
Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina Saling Jajaki Kerja Sama
10 Juni 2022
Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina Saling Jajaki Kerja Sama
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan kemungkinan bisnis Indonesia untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur Kemitraan Publik-Swasta Bosnia dan Herzegovina.