Seorang pria Pokot muda membersihkan tanduk banteng yang telah disembelih untuk upacara inisiasi di Baringo County, Kenya, 20 Januari 2016. Isi perut banteng tersebut dioleskan pada tubuh seorang laki-laki yang beranjak deswasa. REUTERS/Siegfried Modola
TEMPO.CO, Dikwa - Lebih dari 70 orang tewas setelah dua bom bunuh diri menghantam sebuah kamp pengungsi di utara Nigeria, Selasa pagi, 9 Februari 2016. "Bom bunuh diri itu meledak di negara bagian Borno, diduga dilakukan oleh perempuan. Insiden ini melukai 78 orang," kata pejabat setempat kepada Al Jazeera.
Informasi mengenai serangan bom ini pertama dilaporkan oleh pejabat Nigeria pada Rabu malam, 10 Februari 2016, waktu setempat. Serangan itu terjadi di sebuah kamp pengungsi di Kota Dikwa, sekitar 80 kilometer timur laut Maiduguri, tempat kelahiran Boko Haram.
Wartawan Al Jazeera, Ahmed Idris, dalam laporannya dari Katsina, utara Nigeria, mengatakan serangan terhadap warga sipil itu diduga dilakukan oleh militan Boko Haram yang baru-baru ini meningkatkan serangan di Nigeria.
"Beberapa pejabat mengatakan kepada kami para korban cedera telah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan. Militer yang sedang bertempur melawan Boko Haram tak bersedia memberikan komentar atas serangan ini. Namun telunjuk mereka sepertinya menunjuk ke arah Boko Haram," ujar Idris.
Kamp pengungsi di Kota Dikwa itu dihuni tak kurang dari 50 ribu orang yang meninggalkan rumah mereka akibat tak tahan terhadap ulah kelompok bersenjata yang hampir enam tahun melakukan pemberontakan. Diperkirakan 20 ribu orang tewas dan 2,5 juta orang kehilangan rumah tinggal.
Istri seorang pendeta di Nigeria menjadi pemenang dalam kontes ratu kecantikan negara itu. Selain parasnya menawan, kemampuan intelektualitasnya juga dikagumi.
Perkawinan mubalig Nigeria dengan lebih dari seratus perempuan menghasilkan 203 anak. Mubalig ini dikabarkan meninggal akhir pekan lalu pada usia 93 tahun.