Lima Hal tentang Imlek yang Perlu Diketahui

Reporter

Senin, 8 Februari 2016 16:55 WIB

Sejumlah warga Tionghoa melakukan sembahyangan pergantian tahun Imlek di Klenteng Tay Kak Sie, Semarang, 8 Februari 2016. Dalam sembahyangan ini warga TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini adalah hari bagi setiap orang mendapat kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan mempersiapkan diri untuk nasib baik di masa depan.

Senin, 8 Februari 2016, menandai hari pertama Tahun Baru Imlek, liburan terbesar dan hari yang paling dirayakan masyarakat Cina. Seperti dikutip dari Time, meskipun Cina secara resmi menggunakan kalender Gregorian internasional, kalender lunisolar tradisional tetap dipertahankan.

Berikut adalah lima hal yang perlu diketahui tentang Imlek:

1. Imlek adalah hari tentang keluarga. Berbeda dengan perayaan Tahun Baru kalender Gregorian, Tahun Baru Imlek bukan waktunya untuk pesta pora, mabuk dan bunyi terompet. Pada Minggu malam - Tahun Baru Cina - jalan-jalan di Hong Kong tampak tenang saat penduduk setempat berkumpul di rumah mereka untuk makan malam dengan anggota keluarga yang baru kembali ke rumah.

2. Migrasi terbesar tahunan di dunia. Fortune baru-baru ini menyebut Imlek sebagai "mimpi buruk perjalanan terbesar tahun 2016." Di Cina, Hong Kong dan negara-negara lain dengan populasi penduduk Cina yang signifikan, Tahun Baru Imlek dirayakan sebagai hari libur umum - sekolah dan kantor tutup - dan sejumlah besar orang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan - baik menuju rumah bersama orang yang dicintai atau pergi berlibur.


Meskipun pekerja di Cina daratan diberikan tujuh hari libur berturut-turut, masa liburan sering diperpanjang hingga awal Maret. Saat Imlek, menurut data pejabat Cina, 2.910.000.000 perjalanan terjadi. Senin lalu, lebih dari 100 ribu orang dilaporkan terjebak di sebuah stasiun kereta api di selatan kota Guangzhou setelah terjadi erangkaian penundaan keberangkatan kereta.

3. Anda akan melihat warna merah. Untuk orang Cina, merah mewakili nasib baik, dan begitulah di sepanjang Tahun Baru Imlek, warna merah dapat dilihat di mana-mana di kota-kota Cina: lentera merah menggantung di pintu; guntingan kertas berwarna merah menghiasi jendela. Dan pokok dari liburan: amplop merah, disebut hongbao dalam bahasa Mandarin, atau angpao, diisi dengan uang tunai dan diberikan oleh orang-orang yang sudah menikah kepada anak-anak, kerabat yang belum menikah dan teman-teman, ataupun karyawan. Jumlah uang biasanya genap, dan tidak boleh terdapat nomor empat, yang dianggap tidak baik karena kedengarannya seperti kematian dalam bahasa Cina.

4. Memasuki Tahun Monyet. Kalender Cina memberikan tiap tahun baru dengan simbol hewan: tikus, sapi, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing dan babi. Tahun lalu adalah Tahun Kambing. Dan tahun ini adalah Tahun Monyet. Orang yang lahir di Tahun Monyet ditandai sebagai seorang cerdas, misterius dan lucu. Tahun 1920, 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992 dan 2004 juga adalah tahun monyet.

5. Imlek sekarang dirayakan di seluruh dunia. Cina telah membentuk diaspora yang signifikan, dan kota-kota yang menerima sejumlah besar imigran Cina selama bertahun-tahun sekarang melakukan perayaan Tahun Baru mereka. Di kota New York misalnya, semua sekolah umum ditutup hari ini untuk memperingati hari libur. Indonesia bahkan meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Perayaan Tahun Baru Imlek juga terjadi di Vietnam dan Korea, serta Tibet, yang hari pertama perayaan jatuh pada Selasa, 9 Februari 2016.

TIME | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

48 menit lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

8 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya