Pemilu AS, Dua Negara Bagian Ini Penentu Kemenangan Kandidat

Reporter

Rabu, 3 Februari 2016 06:05 WIB

Kandidat presiden dari Partai Republik, Ted Cruz (kiri) dan Donald Trump. REUTERS

TEMPO.CO, Washington DC - Setelah bertarung di pemilihan presiden Amerika Serikat pendahuluan yang berlangsung di Iowa pada 1 Februari, persaingan untuk para kandidat calon presiden dari partai Republik dan Demokrat akan berlanjut ke negara bagian New Hampshire.

Jadwal yang ditetapkan untuk pemilihan New Hampshire adalah pada 9 Februari mendatang. Berbeda dengan pemilihan pendahuluan di Iowa, di New Hampshire akan bersifat Primer atau lebih klasik.

Seperti yang diansir CNN, terdapat dua jenis pemilihan pendahuluan untuk menentukan siapa calon yang akan diusung dua partai besar di Amerika Serikat, yakni Kaukus dan Primer.

Primer adalah pemilihan konvensional dengan cara pemungutan suara. Dalam kaukus, warga akan berkumpul di aula atau tempat perkumpulan di waktu yang ditentukan, biasanya malam hari dan mereka akan secara aktif berpartisipasi dan berdebat untuk menentukan kandidat presiden partai.

Iowa dan New Hamsphire adalah dua negara bagian yang terkecil di Amerika Serikat, namun seringkali menjadi penentu hasil akhir dari kandidat presiden berikutnya. Iowa mewakili Kaukus dan New Hampshire mewakili Primer, di mana akan dipilih delegasi yang akan memilih pada konvensi partai pada Juli mendatang.

Hillary Clinton, Ted Cruz, Bernie Sanders, Donald Trump dan kandidat Gedung Putih lainnya tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk kembali bertarung di New Hempshire yang dikenal lebih ramah daripada Iowa.

Berdasarkan kaukus pertama yang berlangsung di negara bagiam Iowa, Donald Trump yang sebelumnya digadang sebagai calon terkuat Republik, justru kalah oleh saingannya Ted Cruz. Dari total 99 persen yang memilih, Cruz memimpin atas Trump dengan skor 28 persen. Sedangkan Trump 24 persen. Calon lainnya, Marco Rubio, meraih 23 persen.

Adapun Demokrat menerima hasil yang lebih pahit karena persentase kedua calon hanya terpaut sedikit. Hillary Clinton meraih 49,85 persen, sedangkan Bernie Sanders 49,56 persen.

Merujuk pada hasil tersebut, Trump telah mengumumkan strategi yang jitu untuk memenangkan pemilihan di negara bagian yang terletak di timurlaut negeri Paman Sam. Pada pidato setelah kekalahan di Iowa Kaukus, Trump mengaku optimistik menghadapi New Hampshire Primari.

"Kami akan pergi malam ini, dan besok sore kami akan berada di New Hampshire, dan itu akan menjadi sesuatu yang istimewa," kata Trump. "Saya pikir kita akan memproklamirkan kemenangan. Saya berharap."

Optimistis Trump tidak lepas dari pemahaman masyarakat New Hampshire yang dianggap lebih moderat dibandingkan Iowa yang didominasi masyarakat Avengelis yang taat.

Kandidat kuat dari partai Demokrat, Hillary Clinton tampaknya tidak akan menghadapi jalan terjal di New Hampshire. Sebelumnya dia pernah menang di sana pada 2008 saat bertarung dengan Barack Obama. Dia memiliki organisasi politik yang mendalam di New Hampshire.

Seperti yang dilansir New York Times pada 2 Februari 2016, pendukung Clinton di New Hampshire percaya bahwa dia akan mengalahkan calon lain dari Demokrat, Bernie Sanders dengan terpaut jarak suara yang besar.

Setelah New Hampshire, pemilihan akan berlanjut ke Nevada kaukus untuk Demokrat dan Carolina Selatan Primer untuk Republik pada 20 Februari. Pada

Pada 23 Februari akan diadakan Nevada kaukus untuk Republik dan 27 Februari Demokrat akan beralih ke Carolina Selatan Primer sebelum pada 1 Maret mendatang diadakan Super Tuesday yang terkenal.

Disebut Super Tuesday karena pada Selasa, 1 Maret 2016, akan diadakan pemilihan pendahuluan pada beberapa negara bagian dengan jumlah pemilih yang besar secara bersamaan yang akan diadakan di Alabama, Arkansas, Georgia, Massachusetts, Oklahoma, Tennessee, Texas, Vermont, Virginia dengan bersifat Primer dan Kaukus di Alaska & Wyoming kaukus untuk partai Republik. Sedangkan Demokrat di hari yang sama akan mengadakan Kaukus di Colorado.

Rangkaian tersebut akan berlangsung selama lima bulan hingga pelaksanaan konvensi partai pada Juli mendatang, sebelum akhirnya melaksanakan pemilu untuk memilih presiden dan wakil pada 8 November 2016.

NY TIMES|IBT|YON DEMA


Baca juga:
Kasus Masinton Pasaribu, PDIP Kaget Dita Aditia Disebut Kader Nasdem
Jessica Tersangka: Saudara Kembar Mirna Diperiksa Polisi
Tersentuhnya Hati Messi kepada Bocah Afghanistan Ini

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya