Facebook Larang Transaksi Senjata, Ibu-ibu Berterima Kasih

Reporter

Senin, 1 Februari 2016 07:41 WIB

Ilustrasi: 2lisan.com

TEMPO.CO, Washington - Facebook Inc melarang jual-beli senjata api di jejaring sosial online dan layanan berbagi fotonya. Langkah itu diambil sebagai akibat perdebatan di Amerika Serikat soal kepemilikan senjata setelah terjadi serangkaian penembakan massal.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendesak perusahaan media sosial menekan penjualan senjata yang dilakukan pada platform mereka. Pada Maret 2014, Facebook melarang penggunanya menjual ganja dan obat-obatan terlarang.

Dari kebijakan ini, Facebook melarang penjualan senjata api pribadi lewat iklan tanpa latar belakang atau menawarkan transaksi lintas negara Amerika tanpa diler berlisensi.

Menurut juru bicara Facebook, pengecer berlisensi masih dapat beriklan senjata api yang mengarah pada transaksi di luar layanan Facebook.

"Selama dua tahun terakhir, semakin banyak orang menggunakan Facebook untuk membeli dan menjual apa pun satu sama lain," kata Monika Bickert, seperti dilansir Reuters. Ia adalah Kepala Bidang Kebijakan Produk Facebook.

"Kami terus mengembangkan, menguji, dan meluncurkan produk baru untuk membuat pengalaman ini menjadi lebih baik bagi pengguna. Kami juga memperbarui kebijakan barang yang diatur untuk mencerminkan evolusi ini," ucap Bickert.

Facebook adalah jejaring sosial online paling populer di dunia dengan pengguna 1,59 miliar, 219 juta di antaranya berada di Amerika Serikat dan Kanada.

Nasional Rifle Association, kelompok yang menentang batas hak kepemilikan senjata di Amerika Serikat, belum berkomentar atas larangan oleh Facebook. Sedangkan kelompok advokasi peningkatan kontrol senjata justru memuji kebijakan baru tersebut.

"Para ibu berterima kasih atas iktikad yang ditunjukkan Facebook saat ini," ucap Shannon Watts, pendiri Moms Demand Action for Gun Sense di Amerika. Kelompok ini merupakan bagian dari Everytown untuk kampanye Gun Safety.

Watts menjelaskan, kebijakan Facebook dapat mencegah orang-orang berbahaya mendapatkan senjata dan bisa menyelamatkan banyak nyawa warga Amerika.

REUTERS | LARISSA HUDA







Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

3 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

15 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

21 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

21 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

23 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya