Suku Huli Wigmen ini terkenal dengan hiasan kepala yang dibuat dari rambutnya sendiri hidup di Papua Nugini. Di pulau yang sama juga hidup suku terasing yang terkenal dengan ornamen ukirannya yaitu suku Dani dan Asmat dari Papua, Indonesia. Dailymail.co.uk/Jimmy Nelson
TEMPO.CO, Jakarta - Papua Nugini dinilai sebagai salah satu tempat paling buruk di dunia bagi kaum perempuan. Kekerasan rumah tangga di negeri ini meluas di mana-mana dan pelakunya jarang dikenakan sanksi hukum. Penilaian itu disampaikan oleh kelompok Human Right Watch (HRW), Rabu, 27 Januari 2016.
Kelompok ini mengatakan, polisi sangat jarang melakukan penyelidikan terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga, bahkan para pelaku terlibat dalam percobaan pembunuhan atau mengulangi aksi perkosaan.
"Papua Nugini adalah salah satu tempat sangat berbahaya di dunia bagi kaum perempuan atau gadis. Sekitar 70 persen perempuan di negeri ini mengalami perkosaan atau kekerasan di masa hidupnya." kata kelompok ini dalam laporan tahunannya tentang Papua Nugini.
Kelompok ini menerangkan, polisi sering kali meminta bayaran atau sekedar uang bensin dari korban sebelum mereka bertindak. Bila tidak diberikan, mereka akan membiarkan kasus tersebut berlalu di negeri yang 40 persen penduduknay hidup di bawah garis kemiskinan.
HRW mendesak pemerintah Papua Nugini melakukan aksi lebih keras lagi guna menyakinkan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga mendapatkan keadilan dan layanan yang baik.
"Papua Nugini telah gagal memenuhi kewajibannya di bawa hukum internasional untuk melindungi kaum perempuan dan para gadis dari diskriminasi serta kekerasan keluarga," ucap Direktur HRW, Brad Adams.
Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura
9 September 2016
Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura
Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.