Anggota tentara Suriah, petugas keamanan, dan warga memeriksa tempat ledakan dua bom yang menyerang kota Homs, Suriah, 28 Desember 2015. Akibat ledakan dua bom ini, sedikitnya 32 orang tewas dan 90 orang lainnya luka-luka. REUTERS/SANA
TEMPO.CO, Beirut - Serangkaian serangan bom menghajar pos penjagaan keamanan pasukan pemerintah di Kota Homs, Suriah tengah, Selasa, 26 Januari 2016. Akibat serangan itu, sedikitnya 20 orang tewas.
Menurut laporan kantor berita pemerintah Suriah, serangan tersebut diakui dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terhadap pasukan pemerintah yang berhasil merebut kembali kota strategis dari pejuang oposisi dan kaum militan di selatan negara.
Gubernur Homs Talal Barazi mengatakan kepada kantor berita SANA bahwa pos penjagaan tersebut dihantam bom mobil. "Selanjutnya disusul serangan bom bunuh diri," ucapnya. Kantor berita Aamaq menulis, "Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab."
Stasiun televisi nasional Suriah menampilkan sejumlah gambar setelah serangan bom dan beragam kerusakan toko serta apartemen di sekitar tempat ledakan bom di kawasan Zahra.
Berdasarkan informasi yang diperoleh organisasi hak asasi manusia di London, Syrian Observatory for Human Rights, jumlah korban tewas akibat serangan tersebut mencapai 25 orang, termasuk 15 anggota pasukan keamanan Suriah.
Observatory menyatakan sejumlah saksi mata yang berada di lokasi kejadian menerangkan bahwa bom pertama meledak mengenai kerumunan massa. "Pelaku meneriakkan kecaman terhadap Gubernur Homs, selanjutnya dia meledakkan diri."
Homs yang dikenal sebagai "ibu kota revolusi" adalah kota terbesar ketiga dan tempat pertama yang menjadi basis perlawanan terhadap pemerintah pada 2012. Pasukan pemerintah berhasil mengusir hampir semua milisi dari kota tersebut.