Kisah Kekejaman yang Dialami Perempuan Afganistan  

Reporter

Sabtu, 23 Januari 2016 06:43 WIB

Kakak beradik saling bergandengan tangan di sebuah pasar di Kabul, Afganistan. Saat ini situasi di Afganistan masih diwarnai konflik politik antara pemerintahan Republik dan Taliban serta adanya ancaman militan ISIS. Dailymail.co.uk/Dr Bill Podlich

TEMPO.CO, Kabul - Kekerasan terhadap perempuan seperti tak berakhir di Afganistan. Bahkan semakin sadis. Pekan lalu, Reza Gul, 20 tahun, diserang oleh suaminya menggunakan pisau di sebuah desa yang dikuasai Taliban di utara Provinsi Faryab. Hidungnya dipotong oleh sang suami. Ia terluka parah.

Direktur Kesehatan Masyarakat Provinsi Faryab Dr Maroof Samar mengatakan korban dalam keadaan kritis ketika dibawa ke rumah sakit. Ibu korban, Zarghona, memberi tahu bahwa Reza Gul sudah sering dipukul dan menjadi korban deraan suaminya, Muhammad Khan, 25 tahun, sejak lima tahun lalu berumah tangga.

Tindakan sadis itu dialami Reza Gul setelah Khan, suaminya, mempersunting seorang anak perempuan 7 tahun sebagai istri kedua. Penderitaan yang dialami Reza Gul mendapat kecaman dari pemerintah Afganistan. Bahkan milisi Taliban pun mengutuk perbuatan tercela Khan.

Dalam upaya menekan angka kekerasan terhadap perempuan, Presiden Afganistan terdahulu, Hamid Karzai, pada 2009 menandatangani undang-undang yang memperluas daftar pelanggaran terhadap perempuan sebagai tindak pidana, dan mengatur hukuman baru yang keras (EVAW). Selain itu, undang-undang tersebut mengatur pernikahan anak-anak sebagai sebuah kejahatan.

Seperti dilansir Human Rights Watch pada 20 Januari 2016, EVAW menjatuhkan hukuman 2-5 tahun penjara bagi setiap orang yang melanggar undang-undang ini. Jika merujuk pada undang-undang itu, seharusnya Khan dapat dipenjara jauh sebelum insiden terbaru. Dia menikahi Reza saat masih berusia 15 tahun, ditambah penganiayaan setelah menikah.

Masalahnya adalah, baik Hamid Karzai maupun Presiden Afganistan saat ini, Ashraf Ghani, belum mengambil langkah-langkah yang berarti untuk menegakkan Undang-Undang EVAW. Diperkirakan 87 persen perempuan Afganistan mengalami pelecehan dalam hidup mereka, dan terus berlanjut hingga saat ini. Adapun hukum yang dibuat sebagian besar tidak digunakan.

Human Rights Watch meminta Presiden Ghani meningkatkan penegakan hukum, misalnya merekrut polisi perempuan lebih banyak lagi, memerintahkan polisi dan jaksa mengambil langkah penegakan hukum, dan membangun sistem untuk memantau apakah mereka melakukannya. Ini adalah langkah-langkah yang belum pernah diambil, bahkan setelah seorang wanita dibantai massa dengan brutal di jalanan Kabul musim semi lalu.

HUMAN RIGHTS WATCH | YON DEMA




Baca juga:
Misteri Kopi Mirna dan Arti Penting Celana Jessica

Polisi Tembak Mati Pelaku Pembacok Anggota Polisi di Berlan

Berita terkait

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam

Baca Selengkapnya

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan

Baca Selengkapnya

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa

Baca Selengkapnya

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.

Baca Selengkapnya

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.

Baca Selengkapnya