TEMPO.CO, Beijing- Puluhan restoran di Cina sedang diselidiki oleh pihak yang berwenang karena diduga menggunakan narkoba sebagai bumbu masakan.
Sejauh ini, sedikitnya 35 restoran di seluruh negeri tirai bambu itu diketahui telah menggunakan opium sebagai bumbu masakan mereka. Padahal opium terlarang di Cina.
Menurut China Food and Drug Administration, bahkan terdapat lima restoran di antaranya telah ditutup secara paksa dan akan dituntut setelah terbukti mencampurkan opium. Adapun 30 lainnya masih dalam penyelidikan dan akan diberlakukan hal yang sama jika terbukti.
Seperti yang dilansir Independent pada 22 Januari 2016, restoran-restoran tersebut menggunakan bubuk poppy yang berisi jumlah rendah opiat seperti morfin dan kodein, dalam sup dan makanan laut. Dikatakan bahwa restoran-restoran yang terjaring, termasuk dalam kategori restoran kelas atas di Beijing.
Tidak jelas bagaimana opium dapat masuk ke dalam makanan dan apakah itu dapat membuat efek ketagihan terhadap pelanggan. Namun, kasus-kasus sebelumnya di Cina telah menunjukan penggunaan narkotika yang dapat menyebabkan kecanduan serius.
Penggunaan Opiat bukanlah hal yang baru di Cina. Sebelum ini, pada 2014 polisi pernah melakukan tes penggunaan opium pada beberapa restoran di provinsi Shaanxi, setelah terungkap bahwa salah satu penjual mie sengaja mencampurkan makanan dengan opium.
Tujuh restoran ditutup di provinsi Ningxia pada tahun 2012 disebabkan menggunakan zat aditif tersebut. Jauh sebelumnya, pada 2004, sebanyak 215 restoran di wilayah Guizhou ditutup menyusul tuduhan yang sama.
Bubuk Poppy, yang terbuat dari kapsul dan kerang yang berisi konten opiat dapat dengan mudah dibeli di pasar di Cina barat untuk sekitar $ 60 (Rp 835 ribu) per kilogram.
Seperti yang dilaporkan laman Guardian, biasanya opiat dicampur dengan minyak cabai dan bubuk lainnya, yang membuat sulit bagi pihak berwenang untuk mendeteksinya.
Meskipun pemerintah berjanji untuk terus meningkatkan penegakan hukum, namun konsumen di Cina terus-menerus menghadapi ancaman bahaya pada makanan, mulai dari susu bayi tercemar, daging dan buah-buahan palsu, serta makanan laut yang disuntikan gelatin.
Masalah keamanan pangan di Cina paling heboh adalah pada 2014 ketika pemasok yang berbasis di Shanghai untuk perusahaan termasuk KFC, Starbucks dan McDonald ditemukan menjual daging ayam tidak sehat dan kadaluarsa.