Populasi Ikan Menurun Lebih dari Setengahnya Sejak 1950  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 21 Januari 2016 04:45 WIB

Tempat pelelangan ikan. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Paris - Menurut sebuah penelitian terbaru, perkiraan jumlah tangkapan sebenarnya ikan di tingkat global telah mengalami penurunan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan penangkapan ikan kurang dari separuh sejak 1950 dengan puluhan juta ton tidak dilaporkan setiap tahun. Hal tersebut mengisyaratkan stok ikan di laut kemungkinan telah jauh berkurang.

Menurut laporan itu, sekitar 109 juta ton ikan ditangkap pada 2010, 30 persen lebih tinggi dibandingkan 77 juta ton yang dilaporkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Ini berarti hampir 32 juta ton tangkapan tidak dilaporkan tahun itu, lebih dari berat keseluruhan penduduk Amerika Serikat," demikian menurut penelitian yang dikelola Universitas of British Columbia, Kanada.

Penelitian mengatakan popularitas ikan di negara-negara maju, seperti Jepang, menciptakan permintaan yang tidak bisa dipenuhi oleh stok ikan di perairan mereka sendiri sehingga mereka harus memasok ikan dari luar.

"Pasar Jepang terus dipasok oleh ikan yang diimpor dari negara-negara berkembang," kata Daniel Pauly, pemimpin penelitian tersebut.

Untuk penelitiannya ini, Pauly dan rekannya, Dirk Zeller, menyusun "rekonstruksi penangkapan," yang menggabungkan data FAO dan perkiraan angka negara-negara pada umumnya dengan mengecualikan laporan resmi mereka.

Hal tersebut, termasuk di dalamnya skala kecil komersial atau memancing subsistem, memancing rekreasi atau ilegal, dan menggunakan jala.

Penelitian juga didukung tim 100 kolaborator lebih dari 50 lembaga, mengandalkan literatur akademis, statistik industri penangkapan ikan, ahli perikanan lokal, penegak hukum, masyarakat pesisir, dan data wisata tangkapan.

"Kami menemukan tangkapan global yang direkonstruksi antara 1950 dan 2010 adalah 50 persen lebih tinggi dari data yang dilaporkan FAO," ujar para penulis.

Mereka menyerukan pelaporan dan pemantauan hasil tangkapan yang lebih kuat. Tim juga menemukan bahwa tangkapan tahunan telah menurun sejak 1996 di tingkat global, lebih rendah daripada yang diajukan oleh data FAO.

FAO melaporkan hasil tangkapan menyusut sekitar 380 ribu ton per tahun sejak 1996-2010, tapi data direkonstruksi menunjukkan penurunan lebih kuat dari 1,2 juta ton per tahun.

Direktur Program Kelautan Global WWF John Tanzer turut menggambarkan laporan itu sebagai berita buruk.

"Kita sekarang harus kerja lebih dan tetap mendapatkan hasil yang kurang," kata Tanzer seperti yang dilansir Japan Times, Rabu, 20 Januari 2016.

Menurut Tanzer, perkiraan hasil tangkapan yang lebih tinggi tidak mengejutkan. Tapi hasil penelitian yang ditunjukkan itu sangat mengkhawatirkan.



JAPAN TIMES | YON DEMA








Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

4 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

15 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

45 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

45 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

45 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

46 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

46 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

59 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya