TEMPO.CO, Tokyo - Swastika, salah satu simbol suci dalam tradisi Hindu dan Buddha, dilaporkan akan dihapus dari tampilan peta di Jepang setelah survei mengungkapkan sebagian besar wisatawan mengasosiasikannya lambang tersebut dengan simbol Nazi Jerman.
Simbol Sansekerta kuno yang digunakan untuk menunjukkan bangunan keagamaan ada jauh sebelum ditiru Nazi, tapi telah menyebabkan kebingungan di kalangan pengunjung yang datang dari barat.
Otoritas pariwisata negara itu mengumumkan rencana untuk memperbarui peta, menggantikan swastika dengan gambar pagoda bertingkat tiga.
Tapi, sebagaimana dilansir dari laman Telegraph, 18 Januari 2016, rencana tersebut mendorong kemarahan di beberapa kalangan. "Kita telah menggunakan simbol ini selama ribuan tahun sebelum dimasukkan ke dalam bendera Nazi. Jadi saya percaya itu akan lebih baik untuk tetap pada peta kita dan meminta orang lain untuk memahami makna sebenarnya," kata Makoto Watanabe, ahli komunikasi di Universitas Hokkaido Bunkyo kepada The Telegraph.
"Saya pikir itu akan baik jika orang-orang dari luar negeri melihat simbol, menanyakan artinya, dan dari mana ia berasal. Itu mungkin membantu menyingkirkan beberapa anggapan negatif terhadap 'Manji'," tuturnya mengacu pada istilah Jepang untuk simbol tersebut.
Adolf Hitler merancang bendera Nazi--bendera merah dengan lingkaran putih dan simbol swastika--pada 1920 sebagai simbol "kemenangan manusia Arya". Hal tersebut ditulis dalam bukunya, Mein Kampf.
Meski simbol itu telah lama dikenal di barat sebagai lambang Nazi, di bagian lain di dunia, tanda itu telah lama digunakan sebagai tanda yang suci dan menguntungkan.
Di Jepang, "Manji" dapat digunakan untuk mewakili angka 10 ribu dan telah digunakan sejak abad pertengahan oleh sejumlah klan sebagai lambang kekeluargaan mereka.
Sebuah swastika yang menghadapi kiri juga lama digunakan untuk menandai lokasi sebuah kuil Buddha.
Selain Swastika, survei juga menemukan huruf H, yang menjadi petunjuk untuk hotel, menjadi masalah karena di peta negara lain tanda itu digunakan untuk menandai rumah sakit.